BI Pesimistis Turunnya Suku Bunga Kerek Kenaikan Kredit

Reporter

Senin, 28 Agustus 2017 19:20 WIB

Ilustrasi zodiak beruntuk dalam keuangan atau kaya raya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo pesimistis perubahan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate akan mempengaruhi pertumbuhan kredit tahun ini. Menurutnya, pertumbuhan kredit baru paling cepat akan terpengaruh tahun depan.

"Masih akan single digit seperti di tahun yang lalu. Namun, kami harapkan semester II 2017 bisa lebih baik dan bisa double digit di tahun 2018," ujar Agus usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin, 28 Agustus 2017.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 Agustus lalu berujung pada putusan menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Hal itu membuat suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing 3,75 persen dan 5,25 persen.

Hal itu, salah satunya, untuk mendorong konsumsi dan pertumbuhan kredit di Indonesia yang masih di bawah target. Pada awalnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit dua digit yaitu 10-12 persen. Namun, belakangan, target direvisi menjadi 8-10 persen.

Agus menjelaskan, pertumbuhan kredit baru akan terjadi tahun depan karena belum semua industri perbankan merubah suku bunga mereka sesuai BI 7 Days Reverse Repo Rate. Ia berkata, perubahan yang terjadi cukup pelan dan ia prediksi baru akan sepenuhnya berubah setelah dua kuartal alias awal 2018.

Hal tersebut senada dengan ucapan Ketua Otoritas Jawa Keuangan Wimboh Santoso. Wimboh mengatakan bahwa belum semua menuruti perubahan suku bunga acuan karena hal tersebut membutuhkan proses.

Sebagai contoh, perubahan suku bunga dana atau deposito harus menyesuaikan dengan waktu jatuh tempo. Oleh karenanya, perubahan ke pertumbuhan kredit baru akan terasa tahun depan. "Kalau bisa lebih cepat ya lebih bagus. Kalau rata-rata deposito itu kan jatuh temponya 1-3 bulan, paling lama 6 bulan," ujarnya mengakhiri.

ISTMAN MP

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

11 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya