KKP Temukan Inovasi Teknologi untuk Tangkap Ikan Lebih Banyak

Reporter

Kamis, 10 Agustus 2017 12:59 WIB

Ilustrasi nelayan. TEMPO/Lazyra Amadea Hidaya

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menemukan inovasi teknologi untuk menangkap ikan bernama LEDikan. Teknologi ini mampu membantu nelayan menangkap ikan lebih banyak lima kali lipat.

"Kini nelayan tak perlu lagi khawatir tak memperoleh ikan, pasalnya telah ditemukan inovasi teknologi yang akan membantu nelayan memikat ikan," demikian siaran pers Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2017.

Adalah Agus Cahyadi, seorang peneliti Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) yang menemukan teknologi pemikat ikan yang dinamai LEDikan. LEDikan adalah lampu LED dengan desain dan spesifikasi khusus yang digunakan untuk membantu nelayan memperoleh ikan.


Baca: Menteri Susi Ingin Bangun 50 Sentra Perikanan Setiap Tahun

Meskipun sederhana, inovasi ini sangat aplikatif dan bermanfaat bagi nelayan. Faktanya menunjukkan nelayan yang menggunakan lampu LEDikan mampu meningkatkan hasil tangkapannya hingga lima kali lipat.

Biasanya LEDikan dipasang di bawah air di bagan atau rumpon milik nelayan, gunanya untuk menarik ikan datang. Prinsip kerja alat ini adalah spektrum cahaya yang dihasilkan dari lampu LED ini dapat menarik plankton. Plankton akan mengundang ikan kecil untuk datang, kemudian ikan yang berukuran besar datang untuk memakan kumpulan ikan kecil tersebut, sehingga terjadilah rantai makanan dan kumpulan ikan di sekitar bagan/rumpon yang kemudian masuk ke dalam jaring nelayan.

Agus mengklaim, dengan bantuan LEDikan ini nelayan bisa memperoleh hasil tangkapan lima kali lebih banyak. "Kalau biasanya nelayan memperoleh 100 kg untuk bagan ukuran 8,5 x 8,5 meter untuk sekali angkat, dengan penggunaan LEDikan jumlahnya bisa menjadi 500 kilogram, bahkan kalau sedang melimpah ikannya bisa sampai 1 ton, hasil tangkapannya," katanya.


Baca: Menteri Susi Optimistis PDB Perikanan Tembus 7 Persen Tahun Ini


Dibandingkan dengan lampu biasa yang umumnya digunakan nelayan untuk menangkap ikan, LEDikan memiliki beberapa keunggulan. Alat ini menggunakan bahan yang daur ulang sehingga bisa berkali-kali lebih hemat ketimbang lampu biasa. Alat ini juga lebih terang, dengan spektrum cahaya RGB yang dirancang khusus disesuaikan dengan target ikan tangkapan.


Selain itu, alat ini penggunaannya bisa dicelupkan ke bawah air, dan panas lampu tidak membuat ikan menjauh, justru sebaliknya dapat menarik ikan datang. Alat ini mudah dipindahkan sehingga memudahkan operasi penangkapan di laut, dan juga aman digunakan bagi nelayan karena tidak mengeluarkan percikan api atau korsleting.

LEDikan juga lebih awet dibandingkan lampu biasa. Masa pakainya bisa sampai lima tahun. Alat untuk menangkap ikan ini dibandrol dengan harga Rp 8,5 juta untuk ukuran 15 x 20 sentimeter dengan daya 145 watt, diperuntukkan bagi bagan ukuran 8,5 meter x 8,5 meter.


Advertising
Advertising

ANTARA

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

6 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

7 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

10 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

18 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

28 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

29 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

48 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

48 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

48 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

49 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya