Garuda Indonesia Rugi US$ 283,8 Juta, Ini Penjelasannya  

Reporter

Editor

Sugiharto

Rabu, 9 Agustus 2017 08:41 WIB

Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. ANTARA/Fajrin Raharjo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat kerugian bersih (net loss) selama semester pertama 2017 sebesar US$ 283,8 juta. Di luar non-recurring expense, total kerugian bersih perseroan mencapai US$ 138 juta.

Direktur Utama Garuda Pahala Nugraha Mansury mengatakan kerugian dipicu beban harga bahan bakar pada semester pertama. "Angkanya naik 36,5 persen dibanding semester pertama 2016," katanya di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2017.

Pahala menerangkan, dalam tiga bulan di triwulan kedua, perusahaan rencananya mengeluarkan faktor biaya yang terkait dengan biaya tax amnesty dan biaya kasus hukum di Australia, karena masing-masing membutuhkan US$ 138 juta dan US$ 8 juta. Untuk itu, perusahaan akan melakukan perbaikan inisiatif, optimalisasi biaya, dan memperbaiki rute yang digunakan perseroan. "Ke depannya semoga kami menjadi grup aviasi yang terintegrasi," ucapnya.

Secara kuartalan, Pahala menuturkan, perseroan mampu menekan kerugian bersih. Kerugian bersih tercatat US$ 38 juta pada kuartal kedua. Angka tersebut turun 62 persen dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 99,1 juta. Penurunan didorong kenaikan operating revenue pada kuartal kedua tahun ini. Angkanya tumbuh 7,7 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Di semester pertama, pendapatan operasional naik 7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau senilai US$ 1,9 miliar.

Pahala mengatakan peningkatan pendapatan didorong optimalisasi armada, perbaikan tingkat layanan, dan optimalisasi rute. "Upaya lain adalah meningkatkan layanan digital dan sistem manajemen pendapatan," ujarnya.

Menurut dia, kinerja operasional maskapai pelat merah ini juga ditunjang oleh pendapatan penumpang internasional pada kuartal kedua, yang meningkat 16 persen. Jumlah penumpang internasional juga naik 14,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada semester pertama 2017, pendapatan penumpang internasional mencapai US$ 653,3 juta. Sedangkan pendapatan penumpang domestik sebesar US$ 569 juta. Jumlah penumpang yang diangkut 17,2, juta atau naik 3,9 persen dibanding semester pertama 2016. Khusus penumpang rute internasional, jumlahnya tumbuh 15 persen.

Kargo juga meningkat sebesar 10,6 persen menjadi 219,4 ribu ton. Pahala mengatakan pendapatan kargo naik 12,3 persen menjadi US$ 115,6 juta. Sedangkan ancillary revenue tercatat US$ 36,3 juta, tumbuh 20,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Tingkat keterisian penumpang (SLF) Garuda Indonesia sebesar 73,3 persen pada semester pertama 2017. Angkanya naik 70,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

5 Februari 2024

BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity

Baca Selengkapnya

Direktur Utama BRI Optimis Kinerja Positif

22 Mei 2023

Direktur Utama BRI Optimis Kinerja Positif

Perseroan optimis pada tahun ini dapat mencatatkan kinerja lebih baik

Baca Selengkapnya

Inovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023

16 Maret 2023

Inovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023

BNI menjalankan sejumlah inovasi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah.

Baca Selengkapnya

Tujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023

12 Februari 2023

Tujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023

Berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis, BNI optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik di tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Emang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022

6 Februari 2023

Emang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022

Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital

Baca Selengkapnya

Produksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022

6 Februari 2023

Produksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022

Seluruh lini produksi mulai dari feronikel, emas, hingga alumina tetap bertumbuh di tengah tantangan kondisi global.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai

22 Januari 2023

Erick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kinerja apik Pelindo merupakan kerja keras jajaran direksi, komisaris, dan seluruh pegawai Pelindo.

Baca Selengkapnya

Penerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI

10 Januari 2023

Penerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI

Melalui kinerja Wealth Management yang progresif selama 2022, BRI juga berhasil mendapat sejumlah penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun

3 Januari 2023

Tunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun

BRI mampu menjaga pertumbuhan Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang solid.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

20 Desember 2022

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

Pada April lalu, bos Garuda menekankan PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan.

Baca Selengkapnya