Tangkap Pertumbuhan Bisnis Online, BI Siapkan Big Data

Reporter

Senin, 7 Agustus 2017 23:00 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga dari kanan) didampingi oleh Gubernur Banten Rano Karno (kanan), Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kedua dari kiri), Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf (ketiga dari kiri) membuka acara Indonesia E-Commerce Summit & Expo di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Banten, 27 April 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyiapkan pemanfaatan big data untuk memastikan potensi digital Indonesia yang sangat besar, di antaranya menangkap sumber data dari transaksi dan perdagangan bisnis online (e-commerce).

"Kami dalam proses memulai kerja sama dengan beberapa e-commerce yang besar-besar, beberapa udah tanda tangan disclosure agreement untuk mengakses data secara rutin," ujar Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia, Yati Kurniati, dalam konferensi pers di Kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Senin, 7 Agustus 2017.

Yati menuturkan big data adalah data di mana ukuran keragaman dan kompleksitasya membutuhkan teknik dan algoritma analitik tertentu untuk mengambil manfaat dan pengetahuan yang tersembunyi di dalamnya. Selain e-commerce sumber data yang digunakan BI bervariasi yaitu berasal dari financial technology (fintech), berita dan sosial media, portal iklan online, internet search data, citra satelit, dan lokasi ponsel (GPS) serta data sensor.

"Ini masih tahap awal kita akan kembangkan agreement dengan perusahaan e-commerce, setidaknya nambah terus sampai 60 persen dari transaksi bisa di-capture," ucapnya. BI di antaranya telah menjalin kerja sama e-commerce dengan Tokopedia dan BukaLapak.

"Kami dalam proses cleaning data jadi belum bisa mengeluarkan berapa perkembangan dari waktu ke waktu, kalau udah firm kita akan publikasi," katanya. Yati mengatakan dibutuhkan upaya ekstra yang didukung infrastruktur pengolahan untuk menganalisis data tersebut. "Setelah infrastrukturnya siap kami juga harus menyiapkan bagaimana aliran datanya, ke mana, dan format datanya."

Yati melanjutkan BI juga telah bekerja sama dengan sejumlah portal properti dan otomotif online untuk mengakses data harian yang akan diserahkan setiap bulannya. "Kami akan tambah untuk bisa capturing aktivitas-aktivitas lainnya supaya lebih cepat," ujarnya.

Tak hanya itu, Yati menuturkan pihaknya juga tengah menjajaki peoses kerja sama dengan Go-Jek untuk mendapatkan akses keterbukaan informasi. "Ini lagi kami siapkan, mudah-mudahan tidak terlalu lama."


Dia menambahkan total ada sekitar delapan e-commerce, fintech, dan lembaga/instansi lainnya yang sudah menyepakati kerja sama untuk pemanfaatan big data tersebut. "Kami berfokus pada transaksi online yang besar-besar, proses berikutnya teknis aliran datanya."

Menurut Yati, sinergi dengan pihak e-commerce hingga fintech dibutuhkan untuk berbagi data dan informasi, serta mendorong pemerintah, lembaga daerah, dan kementerian bekerja sama dalam pemanfaatan teknologi big data. "Kami ingin menunjukkan big data itu apa dan bagaimana memanfaatkan data yang tersedia begitu banyak, yang terstruktur dan tidak untuk diekstrak sehingga meaningful," ucapnya.

Terkait dengan data aliran dana transaksi, selama ini kata dia telah tertangkap melalui data perbankan. Namun, Yati menambahkan dibutuhkan konfirmasi penggunaan aliran dana transaksi tersebut melalui data-data sekunder. "Dari sisi bank kita lihat transaksi dari bank mana ke mana, tapi untuk transkasi apa kan nggak bisa. Data sesungguhnya ada di e-commerce."

Yati menyimpulkan data-data bisnis online yang dikumpulkan dan dianalisis itu nantinya dapat digunakan untuk memperkuat proses pengambilan keputusan di sektor moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran. Sinergi antar lembaga seperti Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan dilakukan untuk saling melengkapi informasi satu sama lain. "Tidak ada kekhususan, kami terus bekerja sama," ujarnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya