Harga Saham Perdana Ayana Land Menguat 72 Poin

Reporter

Editor

Setiawan

Senin, 7 Agustus 2017 11:10 WIB

Wartawan mengecek pergerakan saham pada komputer tablet di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 7 Juli 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -PT Ayana Land International Tbk hari ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-21 di tahun ini dengan kode saham NASA.

Sebelumnya perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak 3 miliar saham atau setara dengan 27,27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Presiden Direktur NASA Erwin Kusnadi mengungkapkan, dari IPO tersebut perusahaan memperoleh dana sebesar Rp 309 miliar. Adapun harga penawaran saham sebesar Rp 103 per saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 100.

"Nilai keseluruhan penawaran umum adalah sebesar Rp 309 miliar," tutur Erwin di Bursa Efek Indonesia, Senin, 7 Agustus 2017.

Pada pembukaan perdagangan hari ini diBursa Efek Indonesia, pergerakan saham NASA tidak berubah. Yakni stagnan di Rp 103 pada pukul 09.00. Namun pukul 09.05, saham mereka menyentuh batas atas titik auto rejection yakni menguat 69,9 persen atau 72 poin ke level Rp 175 per lembar saham.

Ayana Land menunjuk PT Jasa Utama Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan penjamin emisi efek lainnya diantaranya PT Erdhika Elit Sekuritas, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk, dan PT Profindo Sekuritas Indonesia.

Perusahaan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 2,7 miliar lembar waran Seri I atau 33,75 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham saat penjatahan penawaran umum yang dilakukan oleh penjamin pelaksana emisi Efek pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang 10 saham baru perusahaan berhak memperoleh 9 waran Seri I, di mana setiap 1 waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama tiga tahun.

Rencananya dana yang diperoleh dari hasil IPO, sekitar 25 persen akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan penyertaan modal pada entitas anak yaitu PT Ayana Hotels Indonesia (AHI). Selanjutnya, AHI akan meningkatkan penyertaan modal kepada entitas anak PT Samudera Parama Avirodha (SPA) untuk pengembangan usaha.

Sebanyak 75 persen sisanya akan digunakan untuk penyertaan modal pada entitas anak, yaitu PT Ayana Property Internasional (API). Perinciannya sebanyak 33 persen atau Rp 75 miliar akan digunakan untuk memberi pinjaman pada entitas anak PT Akasa Legian Karya (ALK) untuk pengembangan proyek.

Sisanya 67 persen akan digunakan untuk pinjaman kepada entitas anak PT Mandiri Berdikari Jayaraya (MBJ), yang selanjutnya akan dipinjamkan lagi kepada entitas anak PT Duta Nusantara Utamakarya (DNU) untuk pembelian lahan sebagai cadangan pengembangan di kemudian hari. Sedangkan dana yang diperoleh dari Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

DESTRIANITA

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

6 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

6 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

12 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

12 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

17 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya