Budaya Masyarakat Miskin Yogyakarta Terbiasa Sangat Hemat

Reporter

Rabu, 19 Juli 2017 13:00 WIB

Warga tengah beraktivitas di depan rumah semi permanen di kawasan Angke, Jakarta, 17 Juli 2017. Kepala BPS Suharyanto mengatakan, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,7 juta orang pada Maret 2017, bertambah sekitar 6.900 orang dibandingkan jumlah September 2016. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena masyarakat miskin yang diukur dari ketimpangan pengeluaran penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta terus membesar selama setahun terakhir. Riset Badan Pusat Statistik menunjukkan angka ketimpangan di Yogyakarta berada di peringkat tertinggi sejak September 2016 di antara 93 provinsi lainnya.

Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik, Sairi Hasbullah, mengatakan penduduk provinsi yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono X itu memiliki pola konsumsi yang unik. Penduduk miskin atau kelas bawah terbiasa dengan budaya hemat. Sedangkan pengeluaran pendatang dan kelas menengah-atas di Yogyakarta hampir setara dengan di provinsi lainnya.

"Ada pola kultural yang masih dianut. Kalau rumah tangga miskin, sangat hemat,” kata Sairi, kutip Koran Tempo edisi Rabu 19 Juli 2017. “Sedangkan masyarakat atasnya, konsumsi mengikuti kami-kami. Jadi, gap-nya memang tinggi.”

Ketimpangan pengeluaran penduduk terlihat dari tingkat rasio Gini yang berkisar di angka 0-1. Semakin tinggi rasio Gini, semakin tinggi pula ketimpangan. Rasio Gini nasional selama dua tahun terakhir mengalami penurunan yang ditandai dengan adanya perbaikan pemerataan pengeluaran. Rasio Gini turun menjadi 0,393 persen dibanding pada September 2016 yang sebesar 0,394. Di perkotaan, rasio Gini mencapai 0,407. Sedangkan rasio Gini di pedesaan naik menjadi 0,32 dari sebelumnya 0,316.

Dibanding rasio Gini nasional, Yogyakarta memiliki angka rasio Gini total pedesaan dan perkotaan tertinggi, yaitu 0,432 pada Maret 2017. Pada September 2016 rasio Gini Yogyakarta sebesar 0,402, sedangkan pada Maret 2016 sebesar 0,420. Nilai rasio Gini tertinggi berikutnya adalah di Gorontalo, Papua, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Selain itu, ketimpangan penduduk di kota-kota Yogyakarta terlihat lebih besar dibanding di pedesaan, yaitu perkotaan sebesar 0,418 dan pedesaan 0,326. Fenomena ini berkebalikan dengan ketimpangan pedesaan nasional yang lebih tinggi dibanding di perkotaan. "Tapi, kalau diukur tingkat kebahagiaan, Yogyakarta tetap paling tinggi," kata Sairi.

Menurut Sairi, BPS hanya menghitung jumlah pengeluaran konsumsi masyarakat untuk mengukur rasio Gini. Pendapatan, tingkat inflasi, dan faktor pertumbuhan ekonomi hanya menjadi faktor pendukung yang mempengaruhi jumlah pengeluaran masyarakat.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, keparahan ketimpangan di Yogyakarta disebabkan adanya serbuan investor atau pendatang baru. Pembangunan pusat belanja dan hotel yang semakin masif mengakibatkan spekulan tanah meningkat. "Ketimpangan di perkotaan meledak. Harga properti yang mahal menjadi sulit dijangkau warga asli Yogyakarta, terutama dari kelompok miskin," kata dia.

Untuk menurunkan ketimpangan, pemerintah perlu mengendalikan harga tanah dengan memberikan denda tinggi kepada pemilik lahan sawah yang dikonversi langsung menjadi bangunan. "Aturannya, tidak boleh sawah dijadikan properti, apalagi mal dan hotel," kata dia mengomentari fenomena masyarakat miskin.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

5 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

9 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

9 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

9 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

9 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

9 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

11 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya