Agus Marto Sebut Melemahnya Rupiah Karena Kaburnya Dana Asing

Reporter

Selasa, 11 Juli 2017 07:58 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat bersaksi dalam sidang lanjutan korupsi E-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017. Tempo/Aghniadia

TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menjelaskan alasan pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat terjadi beberapa hari terakhir. Menurut Agus, salah satunya disebabkan oleh aliran dana modal asing yang keluar dari Indonesia atau capital outflow.

Nilai tukar rupiah diketahui sempat menembus Rp 13.400 per dolar AS. Menurut Agus hal itu disebabkan oleh adanya sentimen dari eksternal. Pelemahan kurs rupiah juga terjadi pada sejumlah mata uang negara lain. "Kami melihat Fed Fund Rate masih mungkin naik, lalu statement bahwa neracanya The Fed akan diturunkan semakin tajam," ujarnya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 10 Juli 2017.

Agus menuturkan pelemahan rupiah juga disebabkan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga AS itu membuat investor bersiap untuk mulai menarik dananya yang berada di pasar negara berkembang. "Negara-negara yang banyak terima capital inflow udah mulai ada tekanan capital outflow, jadi ini bisa membuat nilai tukar melemah," katanya.

Menurut Agus, rata-rata nilai tukar rupiah dari Januari hingga Juli 2017 rata-rata berada di level 13.330 per dolar AS. "Makanya kalau 13.400 itu rata-rata sepanjang tahun 2017 adalah cerminan nilai tukar kita, bukan hanya soal inflasi tapi kondisi capital inflow dan capital outflow," ucapnya.

Baca:
Vonis Ahok Pengaruhi Politik Domestik, Rupiah Berpotensi Melemah
Imbauan Analis: Cermati Sentimen Negatif Rupiah Hari Ini


Bank Indonesia (BI) mencatat capital inflow hingga 6 Juli 2017 sebesar Rp 117 triliun (year to date). Angka itu kata Agus meningkat dibandingkan posisi keseluruhan tahun lalu Rp 126 triliun.

"Jadi kami juga melihat ada sedikit capital outflow di awal Juli karena ada Surat Berharga Negara (SBN) yang dijual sekitar Rp 9 triliun dan dari pasar modal keluar Rp 2 triliun," ujarnya.

Agus pun membantah jika capital outflow yang terjadi disebabkan oleh kondisi internal Indonesia, di mana salah satunya adalah rencana perubahan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang diprediksi melebar hingga 2,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Kalau pemerintah bilang defisit bisa ke 2,9 persen, tapi akan dijaga dengan self blocking dan semua convince tentang itu," ucapnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya