Permintaan Jokowi ke Perdana Menteri Belanda Soal Kelapa Sawit

Reporter

Sabtu, 8 Juli 2017 22:02 WIB

Presiden Jokowi (dua dari kanan) bersama presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden A.S. Donald Trump bersiap mengikuti foto keluarga dengan pemimpin negara lainnya selama KTT pemimpin G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. Jokowi menghadiri pertemuan yang berlangsung 7-8 Juli ini. REUTERS/Ian Langsdon

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di sela pertemuan G20 di Hamburg, Jerman. Dalam pertemuan ini, presiden meminta Belanda adil terkait ekspor Kelapa Sawit Indonesia ke Eropa.


Jokowi meminta isu ekspor kelapa sawit Indonesia ke Eropa ini diperhatikan. Sebab kelapa sawit Indonesia terus mengalami kampanye negatif di Eropa. Salah satunya lewat resolusi Parlemen Eropa mengenai sawit dan deforestasi. “Penjelasan Indonesia sebelum resolusi sama sekali tidak diperhatikan," katanya dalam keterangan pers yang diterima dari Sekretariat Presiden, Sabtu, 8 Juli 2017.

Meski resolusi tersebut sifatnya tidak mengikat bagi eksekutif, namun Jokowi merasa khawatir kampanye hitam dan diskriminasi tersebut akan merugikan ekspor sawit Indonesia. "Saya meminta kiranya Belanda dapat memberlakukan secara fair ekspor sawit Indonesia ke Eropa," ucapnya.

Simak: Peringkat Investasi Sektor CPO Turun Karena Tiga Faktor Ini

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengharapkan Belanda dapat mendukung upaya Indonesia agar model kerja sama standarisasi kayu dan produk kayu melalui FLEGT dapat juga dibuat untuk sawit.

Dari sisi hubungan perdagangan dan investasi, Jokowi menyebut Belanda sebagai salah satu mitra terpenting Indonesia di Eropa. Namun dalam beberapa tahun ini, angka perdagangan kedua negara menunjukkan tren menurun.

Ia meyakini apabila negosiasi Indonesia-EU CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) telah selesai, maka perdagangan bilateral akan alami peningkatan. "Harapan saya, trend ini akan berbalik menjadi positif. Oleh karena itu, perlu kerja keras kita untuk mewujudkan trend positif perdagangan," tuturnya.

Selain masalah ekonomi, kedua pemimpin ini mendiskusikan mengenai penanggulangan terorisme. Presiden Jokowi menggarisbawahi maraknya aksi radikalisme dan terorisme di berbagai belahan dunia termasuk Asia dan Eropa.

Serangan terorisme yang terjadi di Marawi, Filipina, merupakan contoh penyebaran ideologi radikal. Aksi teror dan pendudukan kota ini membuat ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi. "Serangan dan pendudukan kota Marawi ini menjadi wake–up call bagi kita semua tentang semakin tingginya bahaya terorisme," ucap Presiden.

Situasi ini, kata presiden, dapat mengancam stabilitas kawasan. Sebabnya, Indonesia berinisiatif mengadakan pertemuan tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina. "Untuk menyatukan langkah dan kerja sama tiga negara memberantas terorisme," kata Presiden.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

11 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

16 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

21 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

23 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya