Satgas PKE Kemenko Akan Berfokus pada Pengawalan Investor

Reporter

Editor

Ali Anwar

Rabu, 5 Juli 2017 05:53 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Perekonomian akan mengarahkan Satuan Tugas Paket Kebijakan Ekonomi (Satgas PKE) untuk mengundang investasi ke Indonesia. Langkah ini diharapkan bisa mengatasi hambatan investasi.

"Hari ini tema sentral kita adalah program aksi investasi. Kita perlu lebih interaktif dalam mengundang investasi. Kita perlu merumuskan bersama tentang apa yang harus kita lakukan supaya investasi dapat meningkat lebih cepat,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution saat membuka rapat koordinasi Satgas PKE dalam siaran tertulis di Jakarta, Selasa, 4 Juli 2017.

Baca: Paket Kebijakan Ekonomi XV Bakal Pangkas Biaya Logistik

Menurut Darmin, Indonesia telah mengantongi beberapa peluang peningkatan investasi. Pertama, peringkat investment grade atau layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat utama, yaitu Standard and Poor’s Global Ratings, Fitch Ratings, dan Moody’s. Kedua, Indonesia naik ke peringkat 4 sebagai negara tujuan investasi prospektif berdasarkan survei bisnis oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

Darmin menilai sentimen positif tersebut perlu menjadi modal pendorong masuknya investasi. Ditambah hasil pertemuan dengan para duta besar dan asosiasi bisnis asing di Kantor Wakil Presiden pada 9 Juni 2017, investor mengharapkan adanya upaya perbaikan iklim investasi.

“Meskipun fundamental ekonomi kita relatif sehat, tapi memang ada hal-hal yang membuat pergerakan investasi tidak cukup cepat. Selain itu, perlu dipahami bahwa izin investasi adalah satu hal. Hal lain adalah izin usaha yang bermacam-macam. Ini yang perlu menjadi perhatian kita," katanya.

Salah satu poin yang menjadi hambatan investasi adalah ketentuan daftar negatif investasi (DNI) yang dianggap masih mengekang dan kurang forward looking. Darmin menilai diperlukan benchmarking dengan negara tetangga yang dianggap sukses.

Ada pula persoalan ease of doing business (EoDB), yaitu adanya gap antara regulasi dan implementasi. Serta mengenai koordinasi antar-kementerian serta antara pusat-daerah, grandfather clause, dan good regulatory practices.

Dalam rapat, Darmin berujar pemerintah tengah mendiskusikan penyempurnaan kebijakan dan percepatan eksekusi investasi yang perlu dilakukan. “Tentu kebijakan-kebijakan tersebut harus acceptable dan workable,” ucapnya.

Darmin menjelaskan perlunya pembentukan help desk untuk investasi. “Sebab, kalau investor ada masalah, dia tahu ke mana harus pergi. Selain itu, perlu ada mekanisme yang mengatur koordinasi antar-kementerian dan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah pengaduan dengan cepat,” tuturnya.

Baca juga: Paket Kebijakan Ekonomi Bakal Digulirkan Lagi Setelah Lebaran

Wakil Ketua Kelompok Kerja IV Purbaya Yudhi menyatakan perlu adanya penambahan pengawalan untuk para investor sehingga mereka merasa terlindungi secara hukum. “Penyederhanaan izin memang penting. Namun yang juga tidak kalah penting adalah ketika investor sudah dapat semua izin, di tengah perjalanan ada masalah, dia kebingungan harus ke mana,” katanya.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

22 Maret 2023

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

Satu Peta telah untuk perbaikan tata kelola penerbitan izin dan hak atas tanah.

Baca Selengkapnya

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

22 Maret 2023

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

Pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk mengakses pembiayaan KUR sehingga usahanya cepat naik kelas.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

16 Maret 2023

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3,36 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

16 Maret 2023

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

Pemerintah Indonesia tetap memiliki harapan besar pada IPEF untuk menghasilkan hal-hal konkret.

Baca Selengkapnya

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

13 Januari 2023

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

BPKP mengaudit pelaksanaan kredit usaha rakyat (KUR). Penyaluran KUR terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

15 Desember 2022

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

Jokowi menegaskan kemitraan ASEAN dan Uni Eropa harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.

Baca Selengkapnya

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

13 Desember 2022

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

Peternak mengaku sudah 12 tahun berdarah-darah karena harga ayam rendah. Mereka menyebut tak ada perlindungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Kamboja Belajar Layanan di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Akan Ditiru

26 November 2022

Kamboja Belajar Layanan di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Akan Ditiru

DKI Jakarta menerima kunjungan Kementerian Dalam Negeri Kamboja, Transparency International Cambodia, dan Action Aid Cambodia.

Baca Selengkapnya

Sherpa G20 Diyakini Capai Kesepakatan, Kemenko Perekonomian: Sekarang Proses, Masih Berjuang

13 November 2022

Sherpa G20 Diyakini Capai Kesepakatan, Kemenko Perekonomian: Sekarang Proses, Masih Berjuang

Sinyal tidak tercapainya kesepakatan G20 sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Selengkapnya

Optimistis Ekonomi 2022 5,2 Persen, Kemenko Perekonomian: Tiga Kuartal Tumbuh 5 Persen Lebih

29 Oktober 2022

Optimistis Ekonomi 2022 5,2 Persen, Kemenko Perekonomian: Tiga Kuartal Tumbuh 5 Persen Lebih

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimistis target pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 5,2 persen dapat tercapai.

Baca Selengkapnya