Pemudik dengan KA Mata Remaja asal Malang berjalan keluar saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, 2 Juli 2017. Puncak arus balik Lebaran terjadi pada Sabtu 1 Juli hingga Ahad, dengan jumlah kedatangan di stasiun tersebut sebanyak 25.117 penumpang. ANTARA/Muhammad Adimaja
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyoroti dua hal yang perlu dipersiapkan dalam mengantisipasi urbanisasi yang terjadi pasca-Lebaran 2017, yakni kebutuhan air minum dan perumahan.
"Dengan adanya urbanisasi, saya perlu menyiapkan program perumahan, air minum, dan tata ruang. Kalau tidak disiapkan, hal itu (urbanisasi) akan merusak tata ruang," ujarnya seusai acara halalbihalal Kementerian Koordinator Kemaritiman di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Juli 2017.
Apalagi, kata Basuki, kebutuhan perumahan sangat perlu. Sebab, berdasarkan data, orang yang melakukan urbanisasi mencapai 60 ribu jiwa. Tanpa urbanisasi saja, kebutuhan rumah setiap tahun mencapai 800 ribu hingga sejuta rumah.
Saat ini, Kementerian PUPR akan memaksimalkan program satu juta rumah per tahun yang sedang digalang pemerintah. Menurut Basuki, setiap tahun, program ini menunjukkan peningkatan yang positif. "Pada 2015 mencapai 690 ribu rumah, 2016 kemarin 805 ribu rumah," ujarnya.
Basuki menargetkan adanya peningkatan realisasi pengadaan rumah dalam program sejuta rumah tahun ini. "Targetnya naik lagi karena FLPP bertambah, anggaran bertambah, kemudian APBN juga bertambah Rp 9 triliun lebih," katanya.
Basuki mengatakan pemerintah juga menugaskan Real Estate Indonesia mencapai target program pengadaan rumah. Adapun kategori perumahan yang ditugasi kepada REI adalah perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). "Urbanisasi kan orang dari daerah dan biasanya tergolong MBR," tuturnya.