Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto Iskandar berinteraksi dengan para pemudik sebelum melepas keberangkatan mereka dalam program Mudik Gratis Kemenhub di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 22 Juni 2017. TEMPO/Aghniadi
TEMPO.CO, Semarang - Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pemerintah daerah mengintegrasikan layanan angkutan massal. Hal ini terkait dengan masih minimnya angkutan pendukung yang terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti di stasiun dan pelabuhan.
“Saya pesan, buat juga lintasan dari terminal ke stasiun kereta api dan pelabuhan,” katanya saat berkunjung di Terminal Mangkang, Kota Semarang, Kamis, 29 Juni 2017.
Menurut Budi, keberadaan terminal antarkota itu penting. Namun ia menegaskan bahwa yang lebih penting lagi adalah layanan bus rapid transit (BRT) karena mampu menjangkau dan mendukung layanan sejumlah moda transportasi lain.
Budi berpesan agar layanan BRT dibuat dari terminal ke stasiun kereta api dan pelabuhan. karena selama ini pemudik dari Kalimantan dan Jakarta yang naik kapal laut dan kereta sering tak mendapat layanan BRT. “Ketika di Tanjung Emas, adanya pelat hitam itu mahal tarifnya,” katanya.
Budi menjelaskan, meski pada awal beroperasi belum ada penumpang, jika diberlakukan, itu akan menarik minat pengguna angkutan untuk memanfaatkan layanan ini. “Saya pesan harus lewat stasiun dan pelabuhan. Ini konsep moda angkutan kota berjalan," tuturnya.