Ekonomi 2018, DPR Sepakat Asumsi Pertumbuhan 5,2 - 5,6 Persen

Reporter

Rabu, 14 Juni 2017 06:27 WIB

Rapat Kerja Komisi XI DPR bersama Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, BPS, dan Kementerian PPN dengan agenda pengambilan keputusan mengenai asumsi dasar makro dalam APBN 2017 di DPR, Jakarta, 7 September 2016. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI hari ini menyepakati asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 untuk indikator makro pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2-5,6 persen. Kesepakatan itu nantinya akan dibawa ke Badan Anggaran DPR untuk kembali didiskusikan.


Keputusan ini diambil berdasarkan beberapa masukan dan pertimbangan dari pemerintah, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Ketua BPS Suhariyanto, serta masukan berbagai fraksi di DPR.

Simak: Optimistis, Jokowi Patok Ekonomi 2018 Tumbuh 6,1 Persen

Di samping menyatakan optimistis tahun depan dapat meraih pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, namun di sisi lain pemerintah juga harus mengutamakan unsur kehati-hatian dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1 2017 sebesar 5,02 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan awalnya pemerintah mengusulkan pertumbuhan ekonomi antara 5,1-5,5 persen, konsisten dengan apa yang ditentukan Bank Indonesia dengan batas bawah 5,1 persen. Ia menginginkan agar batas atas dapat dinaikkan menjadi 5,6 persen untuk memberikan rasa optimisme.

“Saya setuju untuk menambah pertumbuhan ekonomi tidak hanya bertumpu pada APBN, tetapi juga kebutuhan meningkatkan pajak, dan juga fokus dari pemerintah sehingga Indonesia tak harus mendanai pembangunan dari utang. Karena itu kami akan terus melakukan reformasi di didang perpajakan, dan kami harap bisa tepat,” tutur Sri Mulyani dalam rapat kerja Asumsi Makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 di Komplek Parlemen Senayan, Selasa, 13 Juni 2017.


Simak: Target Pertumbuhan Ekonomi di RAPBN 2018

Dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi itu, Sri Mulyani mengatakan tidak akan menambah target pajak, namun mencari apa saja potensi dan membaca seluruh sektor ekonomi yang tumbuh baik pada tahun ini. Kemudian akan dicari sisi compliancenyam apakah dari sektor atau dari pelaku. Adapun dari masing-masing Kantor Wilayah dan Kantor Perwakilan Pajak, mereka juga berkewajiban untuk melihat ekonomi di masing-masing daerahnya.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk tingkat kemiskinan, pertama kalinya diturunkan batas bawahnya di angka 9, yakni menjadi sebesar 9,5 persen, dengan batas atas 10 persen. Adapun gini ratio sebesar 0,38, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 71,5.

“Ini pertama kali dalam sejarah di bawah 10 persen. Meskipun kita tetap semangat menurunkan, kami tetap di range 9-10 persen. Kami tetap berupaya sebaik mungkin, tapi harus realistis,” ucap Bambang.

DESTRIANITA

Berita terkait

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

12 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

15 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

16 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

16 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya