BI: Bawang Putih dan Cabai Perlu Pemantauan Tinggi

Reporter

Senin, 12 Juni 2017 23:02 WIB

Pedagang bawang putih. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan inflasi dari kelompok harga barang bergejolak (volatile foods) hingga Mei 2017 cukup terkendali bahkan melebihi ekspetasi, namun terdapat dua komoditas pangan yakni bawang putih dan cabai rawit yang perlu diberi penanganan lebih lanjut.

Pasalnya, pada periode Januari-Mei 2017 harga cabai rawit melejit hingga 71,25 persen dibandingkan harga rata-rata pada 2016, sementara harga bawang putih naik 16,45 persen, kata Agus di Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

"Maka itu kami lihat beberapa volatile foods perlu dicermati lebih lanjut, khususnya bawang putih dan cabai rawit," ujar Agus saat meluncurkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS).

Selain dua komoditas pangan tersebut, menurut Agus, harga komoditas pangan selama Januari-Mei 2017 cenderung menurun, sementara untuk harga beras relatif stabil. Harga bahan pangan yang menurun tersebut yakni harga untuk bawang merah, cabai merah dan minyak goreng.

Hingga Mei 2017, kata Agus, inflasi volatile foods sebesar 3,48 persen dari tahun ke tahun (year on year/YoY). Angka tersebut masih di bawah rentang maksimum inflasi volatile foods yang dijaga BI di 4-5 persen (YoY).

BI ingin menjaga inflasi volatile foods tidak melebihi lima persen, agar mampu meredam tekanan inflasi yang bersumber dari kelompok tarif barang yang diatur pemerintah (administered prices), menyusul kebijakan penyesuaian subsidi energi yang dilakukan pemerintah.

Oleh karena itu pula, kata Agus, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) akan menjadi sarana pemantauan dan rujukan harga komoditas pangan untuk kebijakan pengendalian harga.

Dalam tahap awal PIHPS terdapat 10 komoditas pangan yakni beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, minyak goreng dan gula pasir, beserta 21 variannya. Sebanyak 10 komoditas pangan tersebut berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap inflasi kelompok tarif harga barang bergejolak.

"Data merupakan salah satu dari banyak tantangan untuk upaya pengendalian harga. Keberhasilan kebijakan inflasi tidak hanya memerlukan informasi tapi butuh dukungan data," ujar dia.

Aplikasi PIHPS dapat diakses oleh masyarakat melalui situs www.hargapangan.id atau dengan mengunduh aplikasi PIHPS Nasional versi android dan mesin operasi Apple iOS yang tersedia secara gratis.

Data yang disajikan PIHPS dihimpun dari 164 pasar tradisional di seluruh 34 provinsi. Data tersebut dihimpun sejak pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB, kemudian akan divalidasi BI pada pukul 10.00 sampai 12.00 dan selanjutnya dipublikasikan pukul 13.00 WIB.


ANTARA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

41 menit lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya