Rupiah Diuntungkan dengan Pelemahan Dolar AS di Pasar Asia  

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 6 Juni 2017 09:38 WIB

Ilustrasi mata uang rupiah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat dilaporkan melemah di pasar Asia dalam perdagangan Senin, 5 Juni 2017. Hal ini menguntungkan rupiah, sekaligus menunjukkan faktor global lebih mendominasi penguatan rupiah. Rupiah kemarin ditutup di posisi 13.287.

Baca: Ketegangan di Teluk Arab Membuat Harga Minyak Melonjak

Analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan faktor domestik juga tak sepenuhnya buruk. Di antaranya bukti penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan surat utang negara (SUN) yang diiringi aliran dana asing.

"Fokus domestik tertuju pada consumer confidence index, Rabu besok, yang diperkirakan naik. Ruang penguatan rupiah diperkirakan masih terbuka," ujar Rangga dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Juni 2017.

Rangga berujar, yield SUN pada perdagangan kemarin kembali mencoba turun, merespons penurunan yield global. Meskipun inflasi Mei 2017 diumumkan meningkat, proporsi kepemilikan asing tampak konsisten bertambah.

"Namun tekanan inflasi bisa bertambah jika harga BBM yang akan di-review lagi sehabis Lebaran dinaikkan untuk menyesuaikan dengan harga minyak mentah internasional yang sudah tinggi," katanya.

Menurut Rangga, rendahnya yield global akan diuji pada rapat rutin bulanan Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting), pekan depan. Jika suku bunga acuan Amerika (Fed Funds Rate) kembali naik dengan Yellen yang lebih hawkish, yield global dipastikan juga turut meningkat, mengikuti kenaikan yield US Treasury.

Baca: Seruan Boikot Ramai di Twitter, Begini Penjelasan Indosat

Sementara itu, pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi dan sejumlah negara lain dengan Qatar dilaporkan sempat mendorong penguatan harga minyak mentah, tapi akhirnya terkoreksi dan berganti menjadi penurunan. Rangga menuturkan, kemungkinan terjadinya pengerahan militer yang dapat mengganggu pasokan minyak dipandang masih lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan dilanggarnya kesepakatan pemangkasan produksi minyak oleh Iran, produsen minyak ketiga terbesar OPEC, yang juga sekutu Qatar.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya