Diminta Masuk Lagi ke OPEC, Indonesia Ajukan Syarat Ini

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 6 Juni 2017 09:00 WIB

Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger

TEMPO.CO, Jakarta - -Indonesia memutuskan untuk kembali masuk Organisasi Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dengan syarat tak turut mengurangi produksi minyak permintaan dari Menteri Energi Arab Saudi dan Menteri Energi Uni Emirat Arab.

Baca: Indonesia Minta Bergabung Kembali ke OPEC


Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengatakan pihaknya telah menyampaikan suratnya pada Rabu 24 Mei 207. Dalam surat tersebut, Indonesia menyatakan reaktivasi dengan syarat tak harus mengikuti pemangkasan produksi. Pasalnya, tren produksi minyak harian Indonesia terus menurun.


Adapun, langkah untuk aktif kembali di OPEC berdasarkan permintaan Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.


Permintaan tersebut, ujar Sujatmiko, mendapat respons positif dari Presiden Joko Widodo meskipun keputusan aktif kembali hanya berjeda beberapa bulan.

Sebelumnya, Indonesia memutuskan untuk aktif kembali di OPEC pada awal 2016 setelah sebelumnya membekukan keanggotaan di 2008. "Iya, kita kirim surat begitu. Mereaktivasi dengan syarat tidak ada produksi harian karena produksi kita sudah menurun," ujar Sujatmiko di Jakarta, Senin 5 Juni 2017.

Menurut Sujatmiko, permintaan kedua menteri energi negara penghasil minyak terbesar itu menandakan Indonesia memiliki peran yang besar dalam keanggotaan OPEC. Oleh karena itu, pemerintah merespons positif permintaan tersebut dengan usulan aktif kembali di OPEC.

Padahal, keputusan untuk nonaktif sementara dibuat Menteri ESDM Ignasius Jonan saat menghadiri sidang ke-171 OPEC di Wina pada November 2016. Keputusan nonaktif sementara karena Indonesia tak ingin ikut menurunkan produksi yang tak sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menggenjot produksi.

Pasalnya, saat itu, sidang OPEC memutuskan untuk memotong produksi minyak mentah di luar kondensat sebesar 1,2 juta barel per hari (bph).

Sementara, OPEC meminta agar Indonesia memotong sekitar 5 persen dari produksinya atau sekitar 37.000 bph. Sebagai gambaran, per 30 April, produksi minyak siap jual atau lifting sebesar 794.210 bph.

Sementara itu, OPEC memutuskan untuk memperpanjang pemangkasan produksi pada 25 Mei 2017 yakni 1,8 juta bph hingga kuartal I/2018.

Baca: Ini Keputusan Rapat OPEC yang Dinanti Pasar

"Menteri Arab Saudi, Menteri UEA meminta menteri kita masuk lagi ke OPEC artinya kan peran Indonesia dibutuhkan. Kalau orang ngajak, berarti kan dibutuhkan perannya. Ada peran yang hilang di OPEC yang bisa diemban Indonesia untuk menjaga keseimbangan," katanya.

BISNIS.COM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

10 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Anjlok Buntut Melemahnya Permintaan Cina

48 hari lalu

Harga Minyak Dunia Anjlok Buntut Melemahnya Permintaan Cina

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 55 sen menjadi US$ 81,53 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 57 sen menjadi US$ 77,44 per barel.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

57 hari lalu

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Komentari Kesepakatan COP28: Jangan Kutuk Minyak dan Gas

17 Desember 2023

Elon Musk Komentari Kesepakatan COP28: Jangan Kutuk Minyak dan Gas

Elon Musk mengomentari terkait ratusan negara menyepakati untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil global.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya Negara-negara Sepakat Pangkas Bahan Bakar Fosil di COP28

13 Desember 2023

Pertama Kalinya Negara-negara Sepakat Pangkas Bahan Bakar Fosil di COP28

Dalam KTT perubahan iklim COP28, pertama kalinya negara-negara sepakat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Baca Selengkapnya

Alasan OPEC Tolak Negosiasi Penghentian Penggunaan Bahan Bakar Fosil di COP28

13 Desember 2023

Alasan OPEC Tolak Negosiasi Penghentian Penggunaan Bahan Bakar Fosil di COP28

OPEC mengendalikan hampir 80 persen cadangan minyak di dunia.

Baca Selengkapnya

80 Negara Ingin COP28 Sepakati Stop Bahan Bakar Fosil, Ditentang OPEC

9 Desember 2023

80 Negara Ingin COP28 Sepakati Stop Bahan Bakar Fosil, Ditentang OPEC

COP28 mempertimbangkan penghentian penggunaan bahan bakar fosil sebagai langkah yang ditentang oleh OPEC.

Baca Selengkapnya

Isi Pertemuan Putin dan MBS: Negara-Negara OPEC Diajak Pangkas Produksi Minyak

8 Desember 2023

Isi Pertemuan Putin dan MBS: Negara-Negara OPEC Diajak Pangkas Produksi Minyak

Putin dan Pangeran MBS mengajak semua anggota OPEC+ untuk memangkas produksi minyak demi stabilitas pasar global.

Baca Selengkapnya