Rupiah Diprediksi Flat, Pasar Diminta Cermati The Fed

Reporter

Editor

Setiawan

Senin, 5 Juni 2017 06:36 WIB

Ilustrasi Rupiah Dollar. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah cenderung melemah tipis pekan lalu seiring minimnya respon pasar terhadap sentimen positif dari dalam negeri.

Pekan ini, menurut Reza, pelaku pasar diperkirakan masih menunggu sentimen lainnya. Terutama pandangan para petinggi bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang biasanya muncul menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Baca: Lebaran, Bank Indonesia: Tukarkan Uang Baru di Tempat Resmi

"Pergerakan rupiah pekan ini masih cenderung flat bahkan menyimpan potensi koreksi jika sentimen yang ada tidak terlalu mendukung. Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan rupiah dan antisipasi akan adanya perubahan arah tersebut. Diperkirakan, laju rupiah akan berada pada rentang support 13.346 dan resisten 13.290," kata Reza dalam dalam keterangan tertulis, 4 Juni 2017.

Menurut Reza, nilai tukar rupiah pekan lalu melemah 0,05 persen seiring minimnya sentimen positif dalam negeri, naiknya kurs dolar AS, serta mulai pudarnya sentimen dari kenaikan rating Standard & Poor's (S&P). Pekan kemarin, rupiah sempat melemah ke level 13.344 atau di bawah pekan sebelumnya di level 13.333. Sementara itu, level tertinggi yang dicapai, yakni 13.294, berada di bawah level high sebelumnya di level 13.261.

Baca: Pekan Terakhir Mei 2017, Laju IHSG Naik 0,44 Persen

Reza berujar, menguatnya dolar AS disebabkan oleh adanya respon positif pasar atas rilis pertumbuhan ekonomi AS yang melebihi perkiraan meskipun angka tersebut masih lebih rendah daripada periode sebelumnya. "Begitu pula dengan GDP price index yang juga menguat yang mendorong penguatan laju dolar AS. Di sisi lain, minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat daya dorong rupiah berkurang sehingga cenderung melemah," tuturnya.

Pelemahan pada euro, menurut Reza, juga memberikan dampak negatif pada pergerakan rupiah. Mulai adanya kekhawatiran terhadap kondisi politik Yunani, Italia, dan Inggris memberikan sentimen negatif pada euro. Di sisi lain, berita positif dari Bank Indonesia terkait masih akan surplusnya neraca pembayaran tidak terlalu ditanggapi. "Karena pelaku pasar mencermati, meskipun surplus, angkanya berpotensi menurun seiring berakhirnya program amnesti pajak."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Rupiah Menguat Awal Pekan Ini, Ditutup Rp 14.971 per Dolar AS

30 Januari 2023

Rupiah Menguat Awal Pekan Ini, Ditutup Rp 14.971 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah dengan dolar AS kini berada di level Rp 14.971 atau menguat 14 poin pada penutupan perdagangan sore ini, Senin 30 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Imbas Kenaikan Suku Bunga Fed, Indeks Dolar Melemah Hari Ini

24 Januari 2023

Imbas Kenaikan Suku Bunga Fed, Indeks Dolar Melemah Hari Ini

Indeks dolar melemah hari ini, Selasa, 24 Januari 2023. Salah satu sebabnya adalah kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

14 Januari 2023

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

Harga emas menguat tajam mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, didorong ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Melambung, Diperkirakan Tak akan Naik Lagi dalam Waktu Dekat

13 Januari 2023

Harga Emas Melambung, Diperkirakan Tak akan Naik Lagi dalam Waktu Dekat

Harga emas melambung, mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir pada Kamis, 12 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Kebijakan Suku Bunga The Fed di 2019 Seperti Ini

15 Desember 2018

Ekonom Prediksi Kebijakan Suku Bunga The Fed di 2019 Seperti Ini

Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mengerek kembali suku bunga acuan (fed funds rate/FFR)

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Kembali Jeblok, Rupiah Bertengger di Level Rp 14.655 per Dolar AS

30 Agustus 2018

Kembali Jeblok, Rupiah Bertengger di Level Rp 14.655 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah kembali jeblok dan kali ini jatuh ke level Rp 14.655 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya