TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat menukarkan uang baru untuk persiapan Lebaran di tempat resmi guna menghindari peredaran uang palsu.
"Untuk menghindari uang palsu, kami sangat tidak merekomendasikan menukar uang baru ke inang-inang atau calo penukaran uang pinggir jalan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Budi Hananto di Yogyakarta, Ahad, 4 Juni 2017.
Simak: Money Changer Jadi Topeng Kejahatan, Ini Daftarnya
Menurut Budi, potensi pemalsuan uang tetap ada. Meski untuk uang rupiah tahun emisi 2016 lebih sulit untuk dipalsukan sehingga tren pemalsuan uang baru masih sangat rendah.
"Namun untuk mengantisipasi pemalsuan kami tetap meningkatkan koordinasi pengawasan dengan Polda DIY serta Badan Intelijen Daerah DIY," kata dia.
Khusus Ramadan hingga menjelang Lebaran, BI DIY bekerja sama dengan perbankan telah memfasilitasi kas keliling yang telah beroperasi ke pusat-pusat kegiatan masyarakat sejak 29 Mei hingga mendekati Lebaran di lima kabupaten. Selain kas keliling, penukaran uang baru bisa dilakukan di bank-bank di DIY. "Sekali beroperasi setiap kas keliling kami bekali uang Rp 380 juta," kata dia.
Simak: Ramadan, NTB Siapkan Penukaran Uang Rp 2,8 Triliun
Ia mengatakan pecahan uang baru yang disediakan oleh masing-masing kas keliling Ramadan dan Idul Fitri mulai Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, hingga Rp 1.000. Khusus untuk pecahan Rp 20 ribu ke bawah seluruhnya berupa uang baru tahun emisi 2016.
Menurut Budi, BI DIY telah menyediakan uang kartal untuk Ramadan hingga Lebaran mencapai Rp 7,7 triliun. Jumlah itu meningkat dari Ramadan tahun lalu sebesar Rp 5 triliun.
Sementara itu, untuk mengurangi jumlah calo penukaran uang, menurut Budi, di Kantor BI DIY tidak akan membuka loket penukaran uang baru untuk umum, kecuali dikhususkan untuk loket penarikan uang bagi perbankan. "Di kantor BI DIY tidak membuka loket penukaran uang baru untuk umum, masyarakat hanya bisa menukar melalui pelayanan bank-bank di DIY dan kas keliling. Kalau kami juga buka loket umum besar kemungkinan untuk dijual kembali," katanya.
ANTARA