TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir menguat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyusul rilis data ekonomi terbaru yang menunjukkan meningkatnya laju perekonomian.
Baca: Data Perumahan Suram, Wall Street Berakhir Turun
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,65 persen ke 21.144,18. Sedangkan indeks S&P 500 menanjak 0,76 pesen ke 2.430,06 dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,78 persen atau 48,31 poin ke posisi 6.246,83.
Baik indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kemarin mencatatkan level penutupan tertingginya.
Laporan ketenagakerjaan sektor swasta ADP menunjukkan pertambahan sebesar 253.000 pekerjaan pada bulan Mei. Angka itu jauh di atas prediksi para ekonom dalam survei Reuters untuk pertambahan sebesar 185.000 pekerjaan.
Laporan tersebut dapat mengindikasikan kuatnya laporan payroll pemerintah yang akan dirilis hari ini waktu setempat. Laporan itu mencakup perekrutan di sektor publik dan swasta, yang dapat memperkuat ekspektasi penaikan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reserve dalam dua pekan ke depan.
“Data ketenagakerjaan menjadi pendorong. Ini menjadi pertanda baik bagi The Fed. Angka kemungkinan (kenaikan) tersebut untuk Juni tentunya sangat tinggi,” kata Paul Springmeyer, Direktur Pelaksana Investasi Private Client Reserve, seperti dikutip dari Reuters Jumat, 2 Juni 2017.
Selain data ADP, sebuah laporan terpisah menunjukkan meningkatnya aktivitas pabrik pada bulan Mei setelah dua bulan berturut-turut melambat.
Ketua Federal Reserve wilayah San Francisco John Williams pada hari Rabu mengatakan meski melihat tiga kenaikan suku bunga tahun ini, ia juga berpendapat bahwa empat kenaikan suku bunga akan pantas jika ekonomi mendapat dorongan yang tidak terduga.
Sementara itu, anggota Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell, seorang pembuat kebijakan yang berpengaruh, mengatakan kepada CNBC bahwa dia memperkirakan adanya tiga kali kenaikan suku bunga tahun ini.
Baca: Trump Komentar Soal Dolar, Bursa Wall Street Memerah
Menurut data Thomson Reuters, para pedagang saat ini melihat 88,9 persen kemungkinan untuk penaikan suku bunga sebesar seperempat poin oleh The Fed pada pertemuan kebijakan tanggal 13-14 Juni.
BISNIS.COM
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
7 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
12 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
44 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya