TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo ingin agar Rancangan Undang-undang tentang Redenominasi Mata Uang segera dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut dia, RUU tersebut sudah diusulkan untuk dimasukkan dalam Prolegnas 2017.
Baca: Bank Indonesia Sediakan Rp 86 Triliun Uang Baru untuk Lebaran
"Tapi belum terpilih karena prioritas saat itu lebih ke UU terkait penerimaan negara. Kalau sekarang sampai akhir tahun ada kemungkinan untuk memasukkan rancangan UU itu, kami pasti ingin masukkan," kata Agus di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Senin, 29 Mei 2017.
Redenominasi rupiah adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit .
Menurut Agus, redenominasi merupakan suatu langkah yang positif karena jumlah angka dari mata uang rupiah akan ditentukan ulang. "Harga barang dan jasa juga mesti disebutkan ulang. Jadi itu bukan sanering atau pemotongan uang," ucapnya.
Selain itu, Agus mengatakan, redenominasi rupiah akan berdampak positif bagi reputasi ekonomi Indonesia. Masa transisisnya pun minimal selama 7 tahun. "Kebetulan UU itu hanya 18 pasal. Mungkin ini bisa menjadi sesuatu yang dipertimbangkan untuk dibahas," katanya.
Baca: Puasa dan Lebaran, BI Bengkulu Siapkan Uang Emisi Baru
Agus menilai redenominasi tepat dilakukan saat ini karena kondisi perekonomian mendukung di mana inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi membaik. "Ekonomi tahun ini lebih baik dibandingkan 2016. Jadi, ini adalah saat yang tepat," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
2 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
2 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
2 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
5 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
5 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
6 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
6 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
7 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
7 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
7 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya