Pasca S&P Naikkan Rating, Dana Investasi Capai Rp 108 Triliun

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 30 Mei 2017 09:26 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat bersaksi dalam sidang lanjutan korupsi E-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017. Tempo/Aghniadia

TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pasca lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menaikkan status Indonesia pada level investment grade, aliran modal yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 108 triliun. "Periode yang sama tahun lalu hanya mencapai Rp 62 triliun. Itu peningkatan yang cukup besar," ujar Agus dalam acara buka puasa bersama di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Senin, 29 Mei 2017.

Menurut Agus, dampak kenaikan peringkat Indonesia itu sebenarnya baru akan terasa pada 6-18 bulan ke depan. Pengusaha membutuhkan waktu sebelum berinvestasi di Indonesia. "Dunia usaha paham bahwa Fed Fund Rate akan meningkat 3-4 kali tahun ini. Mereka mesti mempersiapkan diri untuk dolar AS yang semakin mahal," katanya.

Baca: Raih Rating S&P, Indonesia Siapkan Daftar Proyek ...

Kebijakan fiskal dan perdagangan AS juga akan berdampak pada negara-negara lain, termasuk Cina, Jepang, dan Indonesia. "Kondisi global mesti diwaspadai. Walaupun Indo punya potensi besar, kondisi global tetap harus diwaspadai oleh dunia usaha," ujar Agus.

Ke depan, menurut Agus, BI akan terus memonitor adanya potensi kenaikan Fed Fund Rate. Namun, dia meyakini inflasi dan nilai tukar rupiah akan terkendali. "Itu merupakan daya tahan terhadap adanya potensi-potensi tekanan. Cadangan devisa Indonesia juga cukup baik."

Awal Mei lalu, lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P) menaikkan Indonesia pada status investment grade dengan peringkat BBB- atau outlook stabil. Menurut S&P, kenaikan peringkat itu didasarkan pada berkurangnya risiko fiskal seiring kebijakan anggaran pemerintah yang lebih realistis.

Baca: Sri Mulyani: Peringkat S&P Berdampak Positif Pada ...

Kebijakan itu dianggap dapat membatasi kemungkinan memburuknya defisit serta mengurangi risiko peningkatan rasio utang pemerintah terhadap PDB. S&P juga memperkirakan adanya perbaikan penerimaan negara sebagai dampak dari penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) serta pengelolaan pengeluaran fiskal yang lebih terkendali.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya