Perokok Indonesia Rating 3 Dunia, YLKI: Ancaman Nawa Cita Jokowi

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 30 Mei 2017 09:04 WIB

Ilustrasi bahaya rokok/ganja. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai konsumsi rokok menjadi ancaman serius bagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Nawa Cita. "Pasalnya, kini jumlah perokok di Indonesia menempati rating ketiga terbesar di dunia, setelah Cina dan India," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 30 Mei 2017.

Tulus mengungkapkan, jumlah perokok di Indonesia mencapai 35 persen dari total populasi atau sekitar 75 juta jiwa. Jumlah itu belum termasuk dengan pertumbuhan prevalansi perokok anak-anak dan remaja yang tercepat di dunia sebesar 19,4 persen. Bahkan, menurut data Atlas Pengendalian Tembakau di ASEAN, sebanyak 30 persen anak-anak Indonesia yang berusia di bawah 10 tahun atau sekitar 20 juta anak adalah perokok.

Baca: Kenaikan Konsumsi Rokok Sedot Anggaran Negara

Melihat dari angka tersebut, Tulus melihat konsumsi rokok telah mengakibatkan dampak sosial ekonomi yang sangat signifikan dan masif. Contohnya, rokok menyebabkan kemiskinan akut di rumah tangga miskin.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan setiap tahunnya alokasi anggaran rumah tangga miskin nomor dua adalah untuk membeli rokok, yakni 12,4 persen. "Artinya, uang dan pendapatan mereka dihabiskan untuk membeli rokok," ujar Tulus.

Menurut Tulus, persentase tersebut masih jauh di atas alokasi untuk kebutuhan lauk pauk dan pendidikan. Biaya konsumsi rokok sebesar 4,4 kali lipat dari biaya pendidikan, dan 3,3 kali lipat dari biaya kesehatan.

Tulus menambahkan, rokok juga memicu inflasi yang paling tinggi di ranah perkotaan dan pedesaan. Menurut data BPS, dampak inflasi konsumsi rokok di pedesaan dan perkotaan mencapai 10,7 persen per bulan. Dampak inflasi rokok juga dinilai memiskinkan masyarakat ketimbang pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 VA yang hanya 2,86 persen.

Baca: Menteri Kesehatan: Sepertiga Penduduk Indonesia ...

Selain itu, Tulus mengatakan, tingginya konsumsi rokok menjadi penyebab utama penyakit tidak menular yang berakibat pada fatalitas. Saat ini, dari 10 jenis penyakit utama yang menyebabkan kematian, 8 di antaranya adalah akibat penyakit tidak menular. Dan konsumsi rokok menjadi sebab utama dari delapan jenis penyakit itu.

Menurut Tulus, jalan terbaik pemerintah untuk mencapai target pembangunan di Indonesia adalah mengendalikan dan membatasi konsumsi rokok dengan sangat ketat, khususnya di rumah tangga miskin. Ia menyarankan agar pemerintah menaikan cukai secara signifikan, melarang total iklan dan promosi rokok, melarang menjual ketengan, dan mewujudkan kawasan tanpa rokok.

"Tanpa membebaskan masyarakat Indonesia dari penjara rokok, maka jangan mimpi target Nawa Cita akan tercapai," kata Tulus.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

11 menit lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

13 menit lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

13 menit lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

13 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

14 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

15 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

16 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

16 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

22 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

23 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya