Tersebar Informasi Peluang Ekonomi Waralaba di IFRA 2017

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 19 Mei 2017 23:03 WIB

TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai sebuah model bisnis yang melibatkan banyak orang, waralaba dipandang cocok untuk dikembangkan di Indonesia.


Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan kreativitas masyarakat Indonesia dalam mencari peluang ekonomi sangat besar. Hal ini turut ditunjukkan dengan banyaknya penduduk Indonesia yang bekerja sendiri atau self employment, dengan porsi antara 70 persen-80 persen dari populasi.


“Praktik bisnis waralaba sedianya adalah penerapan ekonomi kerakyatan. Kenapa? Karena waralaba dilakukan oleh orang banyak dan untuk orang banyak. Hal ini sesuai dengan ekonomi kerakyatan yang dijalankan oleh banyak orang untuk orang banyak,” papar dia dalam pembukaan International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2017, Jumat (19 Mei 2017).


Apalagi, jenis usaha yang dapat dilakukan sangat beragam. Terbanyak menjadi pilihan adalah kuliner, pendidikan, ritel, salon dan spa, serta farmasi. Namun, ada pula franchise di bidang binatu, cleaning service, jasa kurir, penginapan, serta agro (pertanian dan peternakan) dan perbengkelan.


“Oleh karena itu, melalui IFRA ini kami ingin memberikan informasi dan edukasi yang lebih baik kepada berbagai lapisan masyarakat yang mencari peluang-peluang ekonomi, terutama dari sektor waralaba,” ujar Anang.


Advertising
Advertising

Dalam IFRA kali ini, terdapat 150 perusahaan dengan 350 merek yang hadir. Pesertanya tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari negara-negara lain seperti Singapura dan Filipina.


Saat ini, Indonesia memunyai 700 waralaba dengan jumlah gerai nyaris mencapai 25.000 unit dengan serapan tenaga kerja lebih dari 90.000 orang. Nilai transaksi industri ini pada 2015 menyentuh Rp175 triliun, dengan potensi kenaikan antara 10 persen-15 persen per tahun.


Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) I Wayan Dipta menuturkan franchise memiliki risiko yang rendah karena bisnisnya sudah dikenal. Dia mengakui banyak potensi waralaba yang bisa dikembangkan dan tidak terbatas di bidang kuliner.


“Pengembangan bisnis franchise akan semakin hebat ke depan kalau dilakukan oleh semua pihak. Ekonomi kerakyatan itu penopang ekonomi kita. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kita paling banyak di ASEAN, jumlahnya 59 juta. Malaysia hanya punya 600.000,” sebut Wayan.


Oleh karena itu, dia berharap IFRA dapat ikut mengangkat nama UMKM Tanah Air.


BISNIS.COM

Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya