Warga Kapuas Didorong Produktif Hasilkan Kain Tenun Iban

Reporter

Rabu, 10 Mei 2017 04:00 WIB

Ilustrasi tenun alam.

TEMPO.CO, Jakarta - People Resourcers and Conservation Foundation Indonesia, organisasi pemberdayaan ekonomi masyarakat, terus mendorong warga di Kecamantan Landjak dan Badau guna semakin produktif menghasilkan kain ikat tenun.

Pasalnya, kain tenun tersebut memiliki potensi besar meningkatkan pendapatan para petenun apabila digarap dengan serius.


Baca:
Kendaraan Lapis Baja Bawa Ahok ke Rutan Cipinang
Mobil Hemat Energi Dongkrak Volume Produksi
Proteksi Perdagangan Ancam Asia

Salah satu daerah penghasil para petenun ikat Iban adalah Kabupaten Kapuas Hulu dan dua kecamatan di atas adalah salah satu penghasil para perajin ahli-ahli tenun khas Iban.

Fasilitator Program PRCF Indonesia Kalbar Ponti Ana Banjaria mengatakan, menenun kain memang belum menjadi salah satu pekerjaan utama dalam menghasilkan pundi-pundi cuan bagi masyarakat setempat.

Kendati demikian, pihaknya terus berupaya dalam membantu mereka mulai dari meningkatkan skill, mengajukan permodalan, mengelola keuangan hingga pemasarannya.

“Kami memfokuskan pada pemberdayaan perempuan Dayak Iban, tak bisa dipungkiri mereka punya keahlian bagus dalam menenun kain, kenggulan lainnya, tempat tinggal mereka sangat dekat dengan Malaysia” kata Ponti, Selasa, 9 Mei 2017.

Dengan jarak yang dekat itu, justru sangat mudah bagi mereka untuk menjual kain-kain tenun mereka ke Malaysia. Menjual ke Malaysia lebih cepat dibandingkan dengan harus menjual produk-produk tersebut ke Kota Putussibau. Pembelinya juga beragam salah satu sasaran pembelinya adalah para turis internasional.

Negeri jiran itu, menurut Ponti, sangat menyukai produk tenun dari Kapuas Hulu dan Kalbar. Hanya saja, tak bisa dielakan, pihaknya harus berhadapan dengan industri tenun secara instan yang marak diterapkan di Malaysia. Seringkali, produk tenun buatan tangan binaan PRCF harus berhadapan dengan produk cepat jadi tersebut. Industri tenun Malaysia juga memperhatikan motif yang menarik untuk dilihat bagi para calon pembeli.

Tantangan lain, menenun belum menjadi kegiatan utama sehari-hari atau baru aktivitas selingan bagi para tangan-tangan terampil binaan PRCF tersebut. Mereka harus berbagi waktu antara berladang, mengurus keperluan rumah tangga dan saat memiliki waktu luang barulah mereka menenun. “Menenun adalah kerja sampingan. 1 kain biasanya bisa dihasilkan antara antara 7 hingga 10 minggu. Menenun kain juga membutuhkan modal besar untuk membeli ini juga masih kendala dari kami,” tuturnya.

PRCF tidak hanya membina dan mendampingi penenun di satu rumah betang saja. Ada sejumlah rumah betang di Kapuas Hulu yang warganya menjadi bagian bagian binaan PRCF. “Satu rumah betang itu rerata mempunyai 30 kepala keluarga (KK), dan satu KK ada 2 orang yang biasanya terampil menenun,” ungkapnya.

Adapun jenis-jenis kain yang dijual beraneka ragam bentuk dan bervariasi harganya. Ponti mengatakan, seperti bentuk syal dijual dengan harga antara Rp 100.000-Rp 175.000, sementara kain berukuran puak, kebat dan pashmina dibanderol antara Rp 500.000-Rp 1,5 juta.

Banyak motif dibikin petenun seperti, motif buaya, manusia, tipah layang, perahu dan lain sebagainya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

40 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

41 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

4 Oktober 2023

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

Bea Cukai memberikan jawaban terkait sejauh mana fasilitas kawasan berikat telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

27 Agustus 2023

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan upaya meningkatkan kinerja industri tekstil dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

10 Mei 2023

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesih tertekan akibat krisis global.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

10 Mei 2023

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan PHK terjadi karena perusahaan sedang melakukan diversifikasi produk.

Baca Selengkapnya

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

10 Mei 2023

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

Menperin Agus Gumiwang dan Menteri Luhut sepakat terus memberi memberi insentif untuk subsektor tekstil dan produk tekstil.

Baca Selengkapnya

Tren Ekspor Meningkat, Luhut: Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil

9 Mei 2023

Tren Ekspor Meningkat, Luhut: Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai tren ekspor maupun impor produk tekstil Indonesia meningkat cukup tinggi setelah pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

320 Ribu Ton Tekstil Ilegal Impor Masuk RI, Produsen Serat dan Benang: Negara Kehilangan Pendapatan Rp 19 T

1 April 2023

320 Ribu Ton Tekstil Ilegal Impor Masuk RI, Produsen Serat dan Benang: Negara Kehilangan Pendapatan Rp 19 T

Ketua Umum APSyFI Redma Wirawasta mengungkap impor tekstil dan produk tekstil (TPT) ilegal melonjak sepanjang tahun lalu. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya