BPS: Produksi Industri Tekstil dan Minuman di Awal Tahun Menurun
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Selasa, 2 Mei 2017 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I 2017 meningkat 4,33 persen dibandingkan triwulan I 2016. Kenaikan itu didorong oleh industri bahan kimia yang tumbuh 9,59 persen, industri makanan 8,2 persen, serta industri karet dan plastik 7,8 persen.
"Perkembangan menggembirakan dialami oleh industri makanan. Tapi, industri minuman malah turun," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, dalam konferensi persnya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.
Baca: BPS: Inflasi 2016 Sentuh Angka 3,02 Persen
Menurut data BPS, industri manufaktur besar dan sedang yang produksinya turun dibandingkan triwulan I 2016 adalah industri tekstil yang turun 6,87 persen, industri minuman yang turun 5,42 persen, serta industri kayu, barang dari kayu dan gabus, barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya yang turun 4,49 persen.
Baca: Tarif Baru Taksi Online Bisa Dorong Inflasi Bulan Ini
Dengan penurunan produksi terbesar pada industri tekstil tersebut, menurut Kecuk, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada industri tersebut. "Karena jumlah pekerja yang bekerja di industri tekstil ini lumayan besar," tutur Kecuk.
Jika dilihat dari provinsinya, Kecuk mengatakan, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tertinggi terjadi di Bangka Belitung dengan 21,35 persen. Selain Bangka Belitung, pertumbuhan tertinggi juga terjadi di Jambi dengan 12,59 persen dan DKI Jakarta dengan 12,47 persen.
Adapun provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang, menurut data BPS, adalah Bengkulu yang turun 9,05 persen. Selain itu, produksi industri manufaktur besar dan sedang di Sumatera Utara turun 7,6 persen dan Kepulauan Riau turun 7,5 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI