BI Fokus Jaga Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi  

Reporter

Editor

Setiawan

Kamis, 27 April 2017 14:38 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo salam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 April 2017. Tempo/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memaparkan arah kebijakan makro ekonomi bank sentral pada 2017. Agus mengatakan BI akan berfokus pada upaya memelihara stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Hal itu ditujukan untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi.

"Stabilitas ekonomi adalah pijakan bagi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Perlu ditempuh upaya menjaga keberlanjutan kenaikan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek serta memperkuat struktur perekonomian dalam jangka menengah," katanya di Kompleks BI, Jakarta, Kamis, 27 April 2017.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Membaik Didukung 3 Faktor Ini

Sebagaimana pada 2016 lalu, arah kebijakan akan diimplementasikan melalui sinergi kebijakan antara pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan melalui bauran kebijakan fiskal, moneter, makroprudensial, mikroprudensial, dan struktural. "Termasuk kebijakan sistem pembayaran dan peredaran uang rupiah," ujarnya.

Pada 2017, menurut Agus, arah kebijakan moneter diperkuat dengan strategi operasional kebijakan moneter, yakni implementasi sistem giro wajib minimum (GWM) averaging. "Kebijakan ini bertujuan memberikan fleksibilitas bagi bank dalam mengelola likuiditas yang akhirnya memperkuat transmisi kebijakan moneter," ucapnya.

BI, kata Agus, juga akan mengoptimalkan penggunaan surat berharga negara (SBN) sebagai instrumen operasi moneter. Instrumen ini akan menggantikan surat berharga Bank Indonesia (SBI). "Kami juga menerapkan mekanisme lelang variable rate tender menggantikan fixed rate tender," tuturnya.

Dari sisi makroprudensial, Agus menambahkan, kebijakan akan diarahkan untuk memitigasi akumulasi risiko sistemik dalam sistem keuangan. "BI akan memperkuat cakupan surveillance makroprudensial terhadap rumah tangga, korporasi, dan grup korporasi non-keuangan," katanya.

Simak: Pameran Otomotif Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sedangkan di bidang sistem pembayaran, BI akan memperkuat unsur kelembagaan dan infrastruktur sistem pembayaran domestik serta mendorong inklusi keuangan. "Terkait dengan penguatan kelembagaan, BI akan mengakselerasi implementasi national payment gateway," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

11 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya