BI Apresiasi Perbaikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Reporter

Editor

Setiawan

Rabu, 26 April 2017 12:38 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengapresiasi dan menyambut positif perbaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. "Hal ini menandakan adanya momentum positif pemulihan perekonomian dunia, setelah pada tahun-tahun sebelumnya proyeksi pertumbuhan justru beberapa kali dikoreksi ke bawah", ujar Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, dalam keterangan tertulis,
Rabu, 26 April 2017.

Agus menanggapi hal itu sebagai hasil pembahasan Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund (IMF) dan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang berlangsung di Washington D.C., Amerika Serikat pada 20-22 April 2017. Rangkaian pertemuan itu dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan delegasi kedua institusi.

Baca: BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Agus mengatakan momentum positif pemulihan perekonomian dunia tersebut ditopang oleh kinerja ekonomi yang membaik di sejumlah negara maju dan berkembang. Namun, perekonomian dunia ke depan diprediksi masih memiliki kerentanan yang tinggi, ketidakpastian politik, hingga kondisi keuangan global yang lebih ketat serta pertumbuhan produktivitas yang rendah.

"Secara khusus, negara -negara emerging seperti Indonesia sebagai motor utama pemulihan ekonomi global saat ini," kata Agus. Risiko yang dihadapi oleh negara berkembang di antaranya adalah kondisi keuangan global yang lebih ketat, serta
tren kebijakan di negara maju yang berorientasi ke dalam, termasuk dalam bentuk proteksionisme perdagangan.

Agus berujar untuk menjaga momentum pemulihan itu, BI mendukung tetap digunakannya kerangka kerja sama multilateral untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan global. Sebab, BI memandang kerja sama multilateral dapat mendorong berbagai sumber pertumbuhan, sehingga ekspansi perekonomian dunia dapat berjalan lebih berkesinambungan. "Sistem perdagangan yang terbuka menjadi sumber pertumbuhan yang sangat penting bagi negara-negara kawasan Asia, termasuk Indonesia."

Agus menambahkan, BI menilai pentingnya upaya memastikan agar manfaat dari proses integrasi keuangan dan perdagangan global itu dapat dirasakan oleh lebih banyak segmen masyarakat. Upaya untuk menjaga momentum pemulihan dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif itu di antaranya mendukung rekomendasi IMF dan G20 tentang perlunya penerapan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural di negara maju dan berkembang. "Rekomendasi itu sebenarnya sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk BI," katanya.

Simak: Kredit Minus, BI: Pertumbuhan Ekonomi Belum Kuat

Agus menuturkan khusus untuk memperkuat resiliensi perekonomian terhadap risiko eksternal, BI kembali menyuarakan arti penting penguatan Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan kebijakan pengelolaan aliran modal.

Terkait dengan JPKI, Agus berujar pihaknya mengapresiasi pengembangan instrumen likuiditas baru IMF serupa fasilitas swap yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan likuiditas jangka pendek. "Kami mengharapkan agar fasilitas baru ini
dapat segera tersedia di tengah lingkungan global yang masih rentan," ujarnya.

Sedangkan, untuk pengaturan pengelolaan aliran modal, menurut Agus harus mengantisipasi risiko yang ditimbulkan dari volatilitas aliran modal yang berlebihan.

GHOIDA RAHMAH


Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya