Warga melihat prototip transportasi massal metro kapsul di Alun-Alun Bandung, Jawa Barat, 6 April 2017. Dengan investasi sekitar Rp 500 miliar, bukan tidak mungkin ke depannya LRT ini akan menjangkau seluruh kawasan Bandung Raya. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Senggigi, NTB - Kepala Sub Direktorat Kelayakan Jalan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Jumardi mengatakan perkembangan pembangunan proyek Light Rail Transit di Sumatera Selatan baru 40 persen. Hal ini disebabkan adanya hambatan pada pembangunan di sekitar Sungai Musi.
"Masih terlambat, karena targetnya akhir tahun konstruksi selesai," kata Jumardi saat ditemui di Hotel Aruna Senggigi, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 21 April 2017.
Jumardi menuturkan hambatan di Sungai Musi berupa pembangunan sebuah jembatan, dikarenakan adanya keterlambatan dimulainya pembangunan. Namun dia merasa optimistis pembangunan keseluruhan konstruksi LRT Sumsel bisa selesai di Januari tahun depan.
Pembangunan konstruksi jembatan di Sungai Musi memiliki panjang 475 meter dan sudah terbangun sebesar 20 persen. Dia melihat percepatan konstruksi baja menjadi kunci pembangunan jembatan ini. "Kalau bisa lebih cepat (konstruksi baja), bisa on time," ujar Jumardi.
Jumardi berharap cuaca yang ada mendukung karena aliran sungai yang kencang akan mempengaruhi pekerjaan. Selain itu juga ada arus lalu lintas yang melewati sungai. "Perlu jadi perhatian serius kontraktor dalam pekerjaan."
Diketahui proyek LRT di Sumatera Selatan memang ditargetkan selesai sebelum perhelatan Asian Games di 2018. Sedangkan proyek LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi ditargetkan selesai pembangunannya pada pertengahan 2019.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.