Menteri Susi Ingin Pengusaha Jepang Lari Lebih Kencang
Editor
wawan priyanto
Jumat, 14 April 2017 13:24 WIB
TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ingin perusahaan-perusahaan Jepang bergerak lebih cepat, terlibat dalam berbagai peluang kerja sama atau proyek yang ada di Indonesia.
Susi memastikan iklim investasi di Indonesia sangat kondusif, dan yang utama, kepastian hukum di sektor kelautan dan perikanan. “Dulu kami dikritik soal kepastian hukum. Sekarang kami sangat tegas,” ujarnya dalam pertemuan dengan Kadin Jepang (Keidanren), di Tokyo, Jumat, 14 April 2017.
Susi diterima oleh Chairman Keidanren, Shigeo Chigeo. Hadir pada pertemuan itu, sejumlah konglomerasi besar Negeri Sakura, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan RI bertemu dengan Kadin Jepang (Keidanren Kaikan) di Tokyo, Jepang, Jumat, 14 April 2017. Hadir pada pertemuan itu antara lain pimpinan dari Sumitomo Corp., Marubeni Corp., Mitsubishi Corp., Hitachi Ltd., dan IHI Corp.
Baca:Berkunjung ke Jepang, Menteri Susi Tagih Janji PM Shinzo Abe
Susi menjelaskan Indonesia berencana mengembangkan 12 pulau terluar. Enam di antaranya sedang dalam proses negosiasi dengan Jepang, yakni Sabang, Morotai, Natuna, Biak, dan Saumlaki –yang terdapat proyek gas Masela. Dan satu lagi di bagian selatan yaitu di Papua atau di daerah perbatasan dengan Timor Leste. “Saya berharap perusahaan Jepang bisa berlari lebih kencang dan mengambil peran.”
Ia menambahkan Indonesia punya potensi yang besar di sektor kelautan dan perikanan. Ia menggambarkan besarnya kapitalisasi sektor ini. Dengan produksi kira-kira 4 juta ton per tahun, bila dikalikan USD 1 per kilogram, maka hasilnya bisa mencapai USD 4 juta.
Simak: Susi Pudjiastuti Gandeng Jepang Kembangkan Sektor Perikanan
Karena itu, Susi mengundang perusahaan-perusahaan itu untuk berinvestasi di industri hilir perikanan seperti pengolahan, pembekuan, atau manufaktur. Ia berjanji akan memberikan insentif untuk pembangunan pabrik.
Susi meyakinkan, populasi penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar tersendiri. Sehingga ikan yang diolah di pabrik bisa dijual di pasar dalam negeri. Ia memberikan perbandingan dengan daging, yang diimpor Indonesia sebanyak USD 8-10 miliar setahun. “Masyarakat Indonesia membayar USD 10 per kilogram. Tentu itu bisa disubstitusi dengan produk perikanan,” ujarnya.
Simak: Ke Jepang, Susi Pudjiastuti Incar Radar Canggih Japan Radio
Chairman Keidanren, Shigeo Chigeo, mengatakan pertemuan ini luar biasa. Biasanya, kata dia, pertemuan seperti ini hanya dihadiri oleh petinggi Keidanren. “Tapi kali ini para pemimpin konglomerasi hadir,” ujarnya.
Ia menilai penawaran yang disampaikan Menteri Susi sangat menarik. “Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar, dengan peluang pasar yang besar pula,” kata dia.
RETNO SULISTYOWATI (TOKYO)