United Airlines Usir Penumpang, Ini Penyebab Pesawat Overbooking

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 11 April 2017 19:53 WIB

United Airlines. Abclocal.go.com

TEMPO.CO, Chicago - Maskapai asal Amerika Serikat, United Airlines, mengusir paksa beberapa penumpangnya pada penerbangan 3411 pada Ahad, 9 April 2017 lalu karena kelebihan pesanan (overbooking). Insiden pengusiran penumpang itu menjadi viral di media sosial di penjuru dunia. Kelebihan pesanan pada penerbangan sebuah maskapai adalah legal dan lazim terjadi di banyak negara.

Setiap orang pernah memiliki pengalaman horor dalam melakukan perjalanan penerbangannya. Seperti dilansir wired.com, pengalaman tidak mengenakkan itu biasanya termasuk kombinasi penundaan penerbangan, kehilangan bagasi, hingga awak kabin yang kurang ramah. Namun pengalaman-pengalaman itu ternyata belum seberapa jika dibandingkan pengalaman yang dialami oleh seorang penumpang United Airlines yang diseret paksa keluar dan berdarah di Bandara Internasional O’Hare, Chicago, pada Ahad malam lalu.

Baca : Menhub Soal Pramugari Berbikini : Masuk Sini Harus Sopan

United Airlines yang mengalami kelebihan pesanan untuk penerbangan Chicago – Louisville, sedianya menawarkan insentif senilai U$ 800 (Rp 10,6 juta) kepada penumpang yang secara suka rela bersedia menunggu penerbangan berikutnya. Namun karena tidak cukup jumlah penumpang yang bersedia suka rela menunggu penerbangan berikutnya, sehingga maskapai United Airlines terpaksa memilih 4 penumpang secara acak untuk diikutkan dalam jadwal penerbangan berikutnya. Namun ternyata penumpang yang dipilih tidak bersedia bangun dari tempat duduknya.

Akhirnya polisi bandara masuk ke dalam pesawat dan menarik penumpang tersebut dari tempat duduknya. Dalam video yang beredar dan viral di media sosial, penumpang berwajah Asia itu diseret hingga jatuh di antara tempat duduk penumpang pesawat dan mulutnya berdarah, diiringi teriakan penumpang lainnya. “Tim kami harus bekerja cepat dengan otoritas, dan kami akan mereview apa yang sebenarnya terjadi saat itu,” ujar CEO United Airlines, Oscar Munoz, dalam pernyataannya menanggapi insiden tersebut.

Fenomena kelebihan penumpang (overbooked) yang dialami pesawat di Amerika sudah mulai terjadi sejak 1950-an. Hal ini dilegalkan, karena demi mencapai nilai keekonomian. Sebab tidak semua calon penumpang pasti datang di setiap penerbangan. Perubahan rencana penerbangan hingga datang terlambat saat transit penerbangan. Dan setiap kursi kosong artinya ada uang yang hilang.

Baca : Usir Penumpang, CEO United Airlines Sampaikan Maaf

“Ini semua tentang upaya untuk memaksimalkan pendapatan, serta memastikan bahwa tidak ada kursi yang kosong,” ujar Brett Snyder yang memiliki bisnis travel Cranky Concierge.

Menurut dia, overbooking adalah baik bagi semua pihak secara bisnis. “Jika ada kursi yang kosong, maka maskapai akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk operasional,” ungkapnya.

Seperti dilansir kantor berita ABC, United Airlines ternyata tidak sendirian yang mengalami overbooking. Di Australia, peristiwa serupa juga lazim terjadi. Umumnya maskapai menjual tiket lebih banyak dari jumlah kursi di pesawat. Ini dinilai lazim agar maskapai tetap bisa menjual tiket di harga rendah. Jika semua penumpang datang, maka maskapai akan meminta beberapa penumpang secara sukarela untuk menunda penerbangannya di pesawat berikutnya tentunya dengan mendapatkan kompensasi.

“Overbooking itu legal di Australia dan sayangnya ini umum terjadi,” ujar Thomas Janson, Manajer Departemen Transportasi pada Shine Lawyers.

Baca : Penjelasan Resmi United Airlines Kenapa Penumpang Diusir

Hasil riset oleh CHOICE menemukan bahwa 21 persen penumpang pesawat di Australia memiliki pengalaman penundaan penerbangan atau pembatalan pada 2015, dan 4 persen di antaranya harus rela menunda penerbanyannya karena overbooking. “Di bawah regulasi konsumen penerbangan Australia, maskapai diwajibkan menyediakan layanan tambahan apabila ini terjadi,” ujar Juru Bicara CHOICE, Tom Godfrey.

ABC | WIRED | ABDUL MALIK

Berita terkait

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

4 jam lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

15 jam lalu

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

Proyek peningkatan dan pengembangan Stasiun Tanah Abang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

19 jam lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

1 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

1 hari lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya