Luncurkan ETP, OJK Harapkan Transaksi Obligasi Naik
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 6 April 2017 13:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan Fakhri Hilmi mengatakan, persoalan utama pasar surat utang adalah likuiditas dan pembentukan harga. Karena itu, electronic trading platform (ETP) diluncurkan untuk membantu pembentukan harga. Dengan begitu, likuiditas juga terbantu.
"Secara transaksi memang jauh sekali. Obligasi pemerintah paling 600-700 kali sehari. Bandingkan dengan saham yang 330 ribu. Likuiditasnya jauh sekali. PR kita masih banyak," kata Fakhri dalam peluncuran ETP di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 6 April 2017.
Baca: OJK Segera Terbitkan 15 Kebijakan Pasar Modal
Fakhri optimistis, dengan adanya ETP, likuiditas pasar obligasi akan meningkat. Saat ini, ETP memang baru bisa memperdagangkan tiga seri Obligasi Ritel Negara atau ORI. "Mudah-mudahan ke depan yang bisa ditransaksikan bisa ditambah. Suplai dari pemerintah juga semakin banyak," tuturnya.
Baca: KPEI Ditunjuk Jadi Penyelenggara Kliring ORI di Luar Bursa
Pemerintah resmi meluncurkan electronic trading partner (ETP), Kamis, 6 April 2017, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Pada tahap awal, hanya Obligasi Negara Ritel atau ORI yang dapat diperdagangkan melalui ETP, yakni ORI011, ORI012, dan ORI013. Volume ketiga surat utang tersebut mencapai Rp 68,3 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan berujar, dengan adanya ETP, frekuensi perdagangan ORI di pasar sekunder dapat meningkat. Melalui ETP, seluruh informasi terkait perdagangan obligasi juga bisa lebih cepat.
Robert berujar, pada tahap awal ini, pemerintah tidak ingin terburu-buru mewajibkan seluruh obligasi dapat diperdagangkan melalui ETP. Namun ke depan, tak tertutup kemungkinan diimplementasikannya hal tersebut. "Kami sudah benchmarking dengan banyak negara," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI