TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan akan terjadi inflasi tinggi pada bulan menjelang Hari Raya Lebaran, yakni Mei dan Juni 2017. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, seperti biasa, menjelang hari besar akan terjadi kenaikan harga pada komoditas tertentu, seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap barang tersebut.
“Yang perlu diperhatikan adalah Mei dan Juni, karena awal puasa di Mei dan Lebaran di akhir Juni. Kita semua tahu, selalu terjadi kenaikan harga di sana. Mudah-mudahan pemerintah bisa mengendalikan harga, terutama harga makanan,” tutur Suhariyanto dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 3 April 2017.
Baca: Maret Catatkan Deflasi, Menteri Darmin: Karena Harga Pangan Turun
Hari ini BPS mencatat deflasi selama Maret 2017 sebesar 0,02 persen. Dari indeks harga konsumen (IHK) 82 kota, sebanyak 49 kota mengalami deflasi dan 33 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen dengan IHK 134,11 dan deflasi terendah terjadi di Padang dan Purwokerto, masing-masing 0,01 persen dengan IHK 134,04 dan 125,22.
Adapun deflasi tersebut terjadi karena penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 0,66 persen, juga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,13 persen.
Sedangkan untuk inflasi paling tinggi terjadi di Merauke sebesar 1,24 persen dengan IHK 135,67 serta terendah terjadi di Tembilahan dan Banjarmasin, masing-masing 0,01 persen dengan IHK masing-masing 131,26 dan 127,74.
Baca: Di luar Perkiraan, Maret 2017 Catatkan Deflasi 0,02 Persen
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar nol persen; kelompok sandang 0,18 persen; kelompok kesehatan 0,21 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,08 persen.
Adapun komoditas bahan makanan yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi antara lain cabai merah, beras, cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras, dan bawang putih. Sedangkan yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bawang merah, jengkol, anggur, dan minyak goreng.
Sebagai informasi, dengan terjadinya deflasi pada Maret 2017, secara tahun kalender per Januari, terjadi tingkat inflasi 1,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) 3,61 persen.
DESTRIANITA
Berita terkait
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
10 jam lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
1 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
2 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
11 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
11 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
12 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
12 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
12 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca Selengkapnya