Kejar Penerimaan Devisa Wisata, Ini yang Dilakukan Pemerintah  

Reporter

Kamis, 23 Maret 2017 12:54 WIB

Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan usai memenuhi panggilan Presiden Jokowi di Wisma Negera, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 23 Oktober 2014. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan memprioritaskan penerimaan negara dari sektor pariwisata dengan cara meningkatkan potensi obyek wisata agar menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung.

Ia berujar, dalam kurun dua tahun ke depan, pemerintah menargetkan penerimaan negara dari sektor pariwisata mencapai US$ 20 miliar.

"Industri pariwisata Indonesia hampir 10 juta. Tahun 2019, kita mau 12 juta. Penerimaan kita mau US$ 20 miliar. Kita akan ciptakan revenue paling tinggi. Paling banyak pariwisata, baru energi," kata Luhut saat memberikan keynote speech dalam acara Launching Festival Pesona Tambora 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Maret 2017.

Baca:
Pemerintah Bidik Wisata Bahari Sumbang Devisa US$ 4 Miliar
Pada 2019, Pariwisata Penghasil Devisa Terbesar

Menurut Luhut, berbicara mengenai luas daerah, potensi wisata Indonesia lebih luas dibanding negara lain. Namun penerimaan Indonesia dari sektor pariwisata masih kalah dibanding negara lain, salah satunya Thailand.

Di Negeri Gajah Putih, ucap dia, meski hanya berpenduduk 70 juta, penerimaannya dari sektor tersebut mencapai US$ 45 miliar. Sedangkan Indonesia yang memiliki lebih dari 250 juta penduduk hanya mampu menghasilkan US$ 11 miliar. "Kenapa itu? Luas daerah kita leading. Dia (spending) US$ 1.500 per turis, kita US$ 1.000 per turis. Jadi masalahnya di sini. Ini yang harus kita hadapi. Tantangan kita ini," tutur Luhut.

Simak:

IHSG Dibuka Menguat 5,54 Poin

Aturan Baru Taksi Online, Ini Catatan YLKI


Karena itu, untuk mendorong kemajuan industri pariwisata, Luhut mendorong setiap daerah ikut mengembangkan potensi wisata daerahnya dengan menambah pembangunan infrastruktur. "Kalau kita mau maju, tambah infrastruktur. Jadi kita harus bisa tingkatkan devisa. Kebersihan, ramah-tamah, infrastruktur, kita harus bangun itu. Sekarang kita bangun dengan terpadu," katanya.

Salah satu yang disoroti Luhut adalah mengenai infrastruktur sederhana pembangunan toilet. Menurut dia, kita harus mensosialisasi kepada masyarakat di daerah wisata untuk menjaga dan membangun toilet yang bersih. "Masalah kesehatan, dokter, restoran yang bersih, WC, dan harus waspada pencemaran plastik. Indonesia itu nomor dua terjorok setelah Cina. Ini bukan main-main," ujarnya.

DESTRIANITA




Berita terkait

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

2 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

7 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

7 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Kapolri dan Menko Polhukam Pantau Arus Mudik dari Monas hingga Pelabuhan Merak, Bagaimana Kesiapan Operasi Ketupat 2024?

25 hari lalu

Kapolri dan Menko Polhukam Pantau Arus Mudik dari Monas hingga Pelabuhan Merak, Bagaimana Kesiapan Operasi Ketupat 2024?

Kapolri Listyo Sigit Prabowo lakukan pengecekan arus mudik untuk persiapan pengamanan mudik lebaran 2024 bersama Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.

Baca Selengkapnya

Sempat Maju-Mundur Penetapan Suara Pemilu 2024 oleh KPU, Menko Polhukam Memastikan Tepat Waktu

38 hari lalu

Sempat Maju-Mundur Penetapan Suara Pemilu 2024 oleh KPU, Menko Polhukam Memastikan Tepat Waktu

Tenggat rekapitulasi suara oleh KPU sempat simpang siur hingga Menko Polhukam Hadi Tjahjanto instruksikan akan tepat waktu 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Hadi Tjahjanto Akui Jalin Komunikasi dengan Elite Politik

38 hari lalu

Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Hadi Tjahjanto Akui Jalin Komunikasi dengan Elite Politik

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto mengakui telah menjalin komunikasi dengan elite politik menjelang penetapan hasil pemilu oleh KPU. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

AKP Andri Gustami Divonis Mati Kasus Narkoba, Bagaimana Hukuman Mati Bagi Koruptor Sesuai UU Tipikor?

46 hari lalu

AKP Andri Gustami Divonis Mati Kasus Narkoba, Bagaimana Hukuman Mati Bagi Koruptor Sesuai UU Tipikor?

Amat langka mendengar kabar seorang koruptor dijatuhi hukuman mati, padahal UU Tipikor memungkinkannya. Seringka vonis mati untuk kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kronologi Ledakan di Detasemen Gegana Polda Jatim, Kenapa Disebut Low Explosive?

52 hari lalu

Kronologi Ledakan di Detasemen Gegana Polda Jatim, Kenapa Disebut Low Explosive?

Ledakan di Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim, telah menimbulkan beberapa kerusakan. Mengapa disebut hanya low explosive?

Baca Selengkapnya