Pasca Kenaikan Fed Rate, Pasar Obligasi Banyak Sentimen Positif

Reporter

Editor

Abdul Malik

Jumat, 17 Maret 2017 08:02 WIB

Refleksi karyawan memantau pergerakan pasar uang dan obligasi di Global Market Permata Bank, Jakarta, Selasa (10/1). ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan pasar obligasi di dalam negeri mendapat banyak sentimen positif pasca pengumuman kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve/The Fed) yakni Fed Fund Rate.

The Fed menaikkan suku bunga overnight sebesar 25 basis poin dari 0,75 persen menjadi 1 persen. Kebijakan tersebut berimbas kepada penurunan laju dolar Amerika. Kenaikan suku bunga juga berdampak kepada imbal hasil sejumlah seri obligasi Amerika.

Baca : Pasca Fed Rate Naik, IHSG Berpotensi Menguat

"Sentimen positif juga datang dari rupiah yang kembali terapresiasi," kata Reza seperti dilansir keterangan tertulis, Jumat, 17 Maret 2017. Ia mengatakan penguatan Rupiah menambah minat pelaku pasar untuk bertahan di pasar.

Reza mengatakan sikap pelaku pasar yang tidak panik juga berimbas pada kembali turunnya sejumlah imbal hasil Surat Utang Negara (SUN). SUN dengan tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yield 3,15 basis poin. Sementara yield SUN dengan tenor menengah (5-7 tahun) turun 5,72 basis poin dan SUN dengan tenor panjang (8-30 tahun) turun 1,71 basis poin.

Menurut Reza, aksi beli yang masih berlanjut membuat sejumlah harga kembali melanjutkan peningkatan, tak terkecuali pada seri obligasi benchmark. FR0061 dengan waktu jatuh tempo ±5tahun memiliki harga 99,90 persen dan yield 7,02 persen. Harganya turun 8,74 basis poin dari sehari sebelumnya di harga 99,53 persen dengan yield 7,11 persen.

Baca : BI Pertahankan Repo Rate Tetap, Ini Alasannya

Untuk FR0072 dengan waktu jatuh tempo ±20 tahun memiliki harga 104,21 persen dan yield 7,82 persen. Harganya turun 14,89 basis poin dari sehari sebelumnya di harga 102,72 persen dan yield 7,97 persen.

Kemarin, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,44 basis poin di level 113,36 dari sebelumnya di level 112,86. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,10 basis poin di level 107,07 dari sebelumnya di level 106,97.

Reza mengatakan laju yield obligasi korporasi terlihat mulai menunjukkan aksi jual meski masih cenderung terbatas. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA, yield untuk tenor 9-10 rata-rata di kisaran level 9,20-9,25 persen.

Sementara pada obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, yield berada di kisaran level 9,96-9,98 persen. Untuk yield pada rating A dengan tenor 9-10 tahun berada di kisaran 10,98-11,00 persen dan pada rating BBB di kisaran 13,92-13,96 persen.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

34 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya