Menteri Darmin Sebut Dampak Kenaikan Fed Fund Rate Sementara

Reporter

Editor

Setiawan

Kamis, 16 Maret 2017 14:57 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Mandiri Investment Forum 2017 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017. Tempo/Angelina Anjar

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tidak terlalu khawatir dengan dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Fed Fun Rate).

"Itu kan yang bikin orang lain, tentu saja mesti ada pengaruhnya. Tapi kita tidak memperhitungkan terlalu lama, sementara saja," ujar Darmin, saat ditemui di kantornya, di Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis, 16 Maret 2017.

Baca: BI Waspadai Kenaikan Fed Rate Maret

Terlebih ucap Darmin, kenaikan Fed Fund Rate hanya sebesar 25 basis poin (bps)
dari sebelumnya 0,75 persen menjadi 1 persen. "Kalau 0,25 ya nggak akan besar."

Darmin berujar meskipun Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berencana menaikkan Fed Fund Rate sebanyak dua kali lagi tahun ini, tidak menimbulkan kekhawatiran besar. "Ya, selama ekonomi kita oke-oke aja."

Seperti dilansir dari Reuters, kenaikan suku bunga The Fed itu merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Pengambilan keputusan itu di antaranya didorong oleh pertumbuhan ekonomi AS yang stabil, data lapangan pekerjaan yang membaik, serta keyakinan angka inflasi akan mencapai target yang disasar oleh The Fed, yaitu sebesar 2 persen.

Simak: Suku Bunga Sulit Single Digit Jika Fed Rate Naik

Kenaikan Fed Fund Rate sebesar 25 bps ini juga disebut sebagai salah satu langkah paling meyakinkan untuk mengembalikan kebijakan moneter Amerika Serikat ke arah yang lebih normal. Selain itu, kenaikan ini juga sejalan dengan janji kampanye Presiden Donald Trump yang kala itu yang menginginkan suku bunga acuan AS disesuaikan lagi agar lebih kompetitif.

Sementara itu, kenaikan Fed Fund Rate telah menjawab ekspektasi dan harapan pelaku pasar. Kenaikan ini disebut telah diperkirakan sebelumnya, sehingga diharapkan tidak terlalu menimbulkan efek kejutdi pasar sebagai imbas keputusan itu.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan secara umum The Fed kemungkinan akan menaikkan Fed Fund Rate pada pertengahan Maret ini.

Baca: Fed Rate Naik, Suku Bunga BI Diperkirakan Tetap

"Probability bukan 94 persen tapi malah sudah 100 persen, diperkirakan akan naik 25 persen," ujar Agus di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 10 Maret 2017.

Keputusan itu akan disampaikan The Fed saat menggelar rapat rutin bulanan (FOMC Meeting) pada 14-15 Maret 2017. Agus menuturkan keputusan itu akan menyebabkan penguatan dolar Amerika Serikat dan membuat mata uang negara lain termasuk Indonesia akan sedikit melemah.

GHOIDA RAHMAH


Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya