Rupiah Stabil, Waspadai Penguatan Dolar

Reporter

Kamis, 9 Maret 2017 09:07 WIB

Mata uang rupiah yang baru usai diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. Untuk pecahan kertas, Rp 100.000 bergambarkan Ir Soekarno dan Moh. Hatta), Rp 50.000 (gambar utama Ir. H. Djuanda Kartawidjaya), Rp 20.000 (gambar utama G.S.S.J Ratulangi), Rp 10.000 (gambar utama Frans Kaisiepo), Rp 5.000 (gambar utama K.H Idham Chalid), Rp 2.000 (gambar utama Mohammad Hoesni Thamrin) dan Rp 1.000 (gambar utama Tjut Meutia). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah dilaporkan masih stabil seiring dengan meningkatnya keyakinan konsumen. Pada perdagangan Rabu, 8 Maret 2017, rupiah ditutup pada level 13.340 di tengah mayoritas kurs di Asia yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Sedangkan yield surat utang negara (SUN) terus mengalami penurunan. "Rupiah yang konsisten stabil bisa mulai tertekan dolar Amerika yang kuat," ujar analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Maret.

Rangga menuturkan Consumer Confidence Index Indonesia, yang naik ke 117,1 dari 115,3 pada Februari 2017 lalu, memberikan harapan pertumbuhan yang lebih cepat di kuartal satu tahun ini. "Walaupun akan ada dampak negatif dari terhentinya ekspor Freeport," ujarnya.

Baca: Kurs Rupiah Masih Tertekan, Terpengaruh Amerika?

Rangga melanjutkan penguatan dolar Amerika didorong rilis hasil perkembangan tenaga kerja Amerika yang melebihi ekspektasi. Pertumbuhan tenaga kerja Amerika dilaporkan menunjukkan kenaikan signifikan sehingga mendorong penguatan dolar serta yield US Treasury hingga dini hari tadi.

"Jika diikuti perbaikan NFP pada Jumat malam, peluang kenaikan Fed Fund Rate target pada Maret 2017 akan semakin mendekati 100 persen," kata dia. Sedangkan pasar juga masih menanti rilis hasil inflasi Cina yang diperkirakan diumumkan hari ini.

Baca: Kurs Rupiah Menguat Tipis, Terimbas The Fed

Sementara itu, Rangga menyatakan yield US Treasury yang naik tajam membuat ruang penguatan SUN terbatas. Yield global masih terus naik secara konsisten dengan memasukkan faktor harapan kenaikan Fed Fund Rate pada pertengahan bulan ini.

Terlebih, data serapan tenaga kerja Amerika telah membaik dengan inflasi yang terus naik melewati target Bank Sentral Amerika(The Fed). Namun, menurut Rangga, anjloknya harga minyak mentah akibat kenaikan tajam persediaan Amerika akan mencegah kenaikan drastis yield global.

Dari sisi domestik, aliran dana asing ke SUN belum berhenti. Hal itu terlihat dari kenaikan konsisten proporsi kepemilikan asing hingga 37,7 persen dari sebelumnya 37 persen pada pertengahan Februari lalu.

Adanya tekanan permintaan SUN itu, kata Rangga, mampu mendorong penurunan yield SUN meskipun inflasi domestik meningkat dan yield global sedang berada pada tren kenaikan. "Ruang penurunan yield SUN dipercaya mulai terbatas di jangka pendek menjelang FOMC meeting 14-15 Maret mendatang," ujarnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya