Perusahaan Fintech Ini Tawarkan Peer to Peer Lending

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 7 Maret 2017 20:55 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, mendengarkan penjelasan dari Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kiri) dan Dirut Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro (dua dari kiri) saat mengunjungi booth Mandiri di arena Indonesia Fintech Festival & Conference 2016 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City Serpong, Tangerang Selatan, Banten, 30 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Apsiah, 30 tahun, begitu semangat bercerita tentang ikan cupang. Senyum di bibirnya tidak berhenti merekah. Bagi Apsiah, ikan cupang merupakan sumber penghasilan. Sejak masih berusia kepala dua, Aipsah sudah aktif berjualan ikan hias itu. "Dulu jualan ikan cupang dari kolam punya kakak," kata dia di Pasar Santa, Jakarta, Selasa, 7 Maret 2017.

Sekarang, Apsiah sudah memiliki kolam sendiri. Usahanya berkembang setelah mendapat pinjaman enam tahun lalu dari Amartha, perusahaan rintisan (startup) layanan keuangan berbasis teknologi (financial technolofy/fintech).

CEO sekaligus pendiri Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan perusahaannya menawarkan jasa pinjaman bagi usaha mikro, kecil, dan menengah yang belum memanfaatkan layanan perbankan atau lembaga keuangan lainnya (unbanked). "Segmen unbanked di kampung-kampung bagi masyarakat yang kesusahan untuk mendapat akses bank," kata dia.

Baca : Mandiri Capital Indonesia Danai Startup Fintech Amartha

Taufan memahami kondisinya. Sektor informal tidak memiliki aset, arus kas pun tidak stabil karena bisnis mereka rata-rata musiman. Ia pun mengubahnya menjadi kesempatan bisnis.

Taufan kemudian menggalang dana publik melalui layanan peer to peer lending (pinjaman dari pengguna ke pengguna). Masyarakat yang ingin meminjamkan uangnya bisa mendaftar di website Amartha dan mengisi formulir. Mereka bebas menentukan jumlah dana yang akan diinvestasikan dan penerima dana. Tentunya, mereka akan menikmati bagian dari keuntungan peminjam sesuai besaran dana yang ditanam.

Untuk mencari peminjam dana, Amartha menyasar kampung-kampung di Jawa Barat dan Banten. Amartha memiliki agen alias penjaring yang bekerja mencari peminjam dana. "Mereka warga kampung itu sendiri," kata Taufan.

Tugas penjaring adalah menawarkan pinjaman. Taufan mengatakan dana baru bisa disalurkan jika peminjam membentuk kelompok yang terdiri dari 15 hingga 20 orang. Setiap minggu, penjaring akan menyambangi kelompok tersebut untuk mengambil cicilan dari peminjam dana.

Baca : BI Wajibkan Rasio Hedging Utang Luar Negeri Korporasi 25 Persen

Menurut Taufan, kelompok peminjam sengaja dibentuk untuk mengurangi resiko pembiayaan. Amartha menerapkan skema tanggung renteng untuk mitigasi resiko. "Jadi saat ada yang kesulitan bayar, anggota kelompok yang harus menanggung," kata dia.

Dengan skema tersebut, kelompok akan terbiasa memikirkan solusi dari kesulitan bayar. Harapannya, resiko gagal bayar dapat dikurangi. Hasilnya, Amartha berhasil mempertahankan tingkat gagal bayar di angka 0 persen selama tujuh tahun berturut-turut.

Tahun lalu, Amartha telah menyalurkan senilai Rp 68 miliar kepada 30 ribu pengusaha mikro perempuan di Jawa Barat dan Banten. Taufan menargetkan perluasan jangkauan mulai tahun ini hingga ke seluruh pulau Jawa. Ia juga berencana menambah jumlah agen dari 150 orang hingga tiga kali lipatnya.

Target tersebut akan diwujudkan dengan suntikan dana dari PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) bersama Lynx Asia Partners, Beenext, dan Midplaza Holding. Direktur Utama Mandiri Capital, Eddi Danusaputro tidak menyebutkan jumlah dana yang disuntikkan kepada Amartha karena investor dan penerima dana sepakat tidak mengumumkannya. Namun ia mengatakan perusahaan startup yang melakukan series A funding lazimnya menghimpun US$ 2-5 juta.

Baca : Peraturan BI Diterapkan, Utang Luar Negeri Swasta Turun

Dengan kerja sama tersebut, Taufan juga berencana mengembangkan platform credit scoring dengan menggunakan data dari Bank Mandiri. Platform tersebut digunakan untuk mempelajari karakter kreditor macet. Dengan database Mandiri, Amartha bisa memetakan resiko dan menyusun mitigasi kredit macet.

"Kami juga sedang berupaya agar bisa meleverage infrastruktur Mandiri supaya masyarakat yang unbanked bisa banked tanpa perlu ke bank," kata dia. Menurut Taufan, transaksi pinjaman Amartha dengan peminjam hingga saat ini masih dalam bentuk tunai.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

1 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

2 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

6 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

6 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

7 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

8 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya