Indonesia dan Korea Perpanjang Currency Swap Rp 115 Triliun  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 6 Maret 2017 15:46 WIB

Presiden RI, Joko Widodo didampingi Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah tahun emisi 2016 di Bank Indonesia Jakarta pada Senin, 19 Desember 2016. Tempo/Reza Syahputra

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia dan Bank of Korea menandatangani perpanjangan perjanjian kerja sama billateral currency swap arrangement (BCSA). Perjanjian diteken oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dan Gubernur Bank of Korea, Joyeol Lee, hari ini, di Jakarta, Senin, 6 Maret 2017. Melalui perjanjian tersebut, kedua bank sentral dapat saling menukar mata uang lokal dengan nilai KRW 10,7 triliun atau Rp 115 triliun.

Agus D.W. Martowardojo mengatakan perpanjangan kerja sama tersebut merupakan upaya untuk memperkuat hubungan perekonomian Indonesia dan Korea melalui penggunaan mata uang masing-masing negara. “Tujuannya agar kedua negara dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mata uang tertentu,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Maret 2017.

Baca : Jaring Nasabah Muda, BNI dan Garuda Gandeng Afgan

Menurut Agus, kerja sama BCSA juga merupakan bagian dari inisiatif pendalaman pasar keuangan. "Berlanjutnya upaya ini penting dalam mendukung ketahanan perekonomian, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian global seperti yang terjadi akhir-akhir ini,” ungkapnya.

Perjanjian BCSA juga menjamin penyelesaian transaksi perdagangan dalam mata uang lokal antara kedua negara dalam kondisi krisis, guna mendukung stabilitas keuangan regional. Agus mengatakan perjanjian tersebut berlaku efektif selama tiga tahun dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.

Kerja sama BCSA antara BI dan Bank of Korea pertama kali ditandatangani pada 6 Maret 2014. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh terjalinnya hubungan ekonomi antara kedua negara khususnya di sisi perdagangan. Di sisi impor, Korea merupakan negara asal Impor Indonesia keempat dengan rata-rata pangsa tahunan di periode 2010-2015 sekitar 6,5 persen dari total impor Indonesia dari berbagai negara. Di sisi ekspor Korea merupakan negara tujuan ekspor keenam Indonesia dengan pangsa tahunan sekitar 6,8 persen di periode yang sama.

Baca : BNI Syariah Incar Pertumbuhan 20 Persen

Namun sebagian besar transaksi ekspor impor masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Secara bilateral, 98,78 persen ekspor dan 62,91 persen impor non migas Indonesia – Korea masih dilakukan dalam mata uang dolar AS. “Oleh karena itu perlu upaya mendiversifikasi penggunaan mata yang dalam transaksi perdagangan dengan negara di kawasan dalam rangka stabilisasi rupiah,” ujar Agus.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya