Aramco akan IPO, Apa Hubungannya dengan Kerajaan Arab?
Editor
Abdul Malik
Kamis, 2 Maret 2017 09:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Saudi Aramco berencana melepas sebagian sahamnya ke publik. Perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia dikabarkan akan melepas 5 persen sahamnya dengan estimasi nilai hasil penawaran umum perdana saham mencapai Rp US$ 100 miliar atau setara Rp 1.333 triliun. Nilai itu empat kali lebih besar dari IPO Alibaba yang sebesar US$ 25 miliar atau sekitar Rp 333,4 triliun.
Hingga kini nilai IPO Alibaba yang dilakukan pada 2014 silam merupakan yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal. Pekan ini Aramco menunjuk J.P Morgan, Morgan Stanley, dan HSBC sebagai penjamin emisi yang melakukan penawaran saham.
Baca : Aramco akan Catatkan IPO Terbesar di Dunia, Ini Rinciannya
Saudi Aramco merupakan badan usaha milik negara milik pemerintah Arab Saudi. Manajemen Aramco menargetkan IPO akan dilakukan tahun depan. “Kami masih melihat peluang IPO pada 2018 dan belum ada perubahan dalam rencana kami,” ujar CEO Aramco, Amin Nasser kepada CNNMoney dalam forum World Economic Forum di Davos, pada pertengahan Januari 2017 lalu.
Namun hingga kini belum jelas, di mana listing perdana saham Aramco akan dilakukan. Rumor yang beredar saham Aramco akan dicatatkan di Bursa Saham New York. Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Bursa Efek Singapura awal bulan ini juga dikabarkan melakukan pembicaraan dengan manajemen Aramco untuk listing sekunder. Namun pembicaraan itu masih sangat awal. Para pelaku pasar dan investor masih menunggu, kapan Aramco siap melantai di bursa saham.
<!--more-->
Baca : Jual Saham Aramco, Arab Saudi Tak Lagi Andalkan Minyak
Menyandang status sebagai BUMN, bagaimana hubungan antara perusahaan dengan pemerintah Arab yang menjalankan pemerintahnya dengan sistem kerajaan itu? Majalah bisnis Forbes merangkum apa saja yang diperhatikan oleh pelaku pasar dan investor, seperti dilansir Senin, 27 Februari 2017. Berikut rinciannya :
Bagaimana hubungan antara Aramco dan Pemerintah Arab Saudi?
Perusahaan adalah entitas independen di Arab Saudi. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan kebanyakan bebas dari campur tangan pemerintah. Misalnya perempuan bebas mengemudi di Kota Dhahran, di mana lokasi kantor pusat Aramco berada.
Pendapatan yang diperoleh pemerintah dari Aramco adalah merupakan penyumbang mayoritas anggaran negara pemerintah Arab Saudi. Menurut CEO Aramco, perusahaan membayar royalti kepada pemerintah Arab Saudi dan tarif pajak penghasilan sebesar 85 persen. Perusahaan juga harus menyediakan harga bahan bakar minyak dan gas alam di bawah harga pasar kepada perusahaan Arab Saudi lainnya.
Baca : Kementerian Keuangan Kaji Penawaran Saham Aramco
Apa hubungan Saudi Aramco dan OPEC?
Sebagai perusahaan, Aramco tidaklah aktif di OPEC, sebab OPEC adalah organisasi kartel dari negara-negara pengekspor minyak. Arab Saudi, di sisi lain, adalah pemimpin di antara negara-negara anggota OPEC, karena memiliki cadangan minyak terbukti dengan jumlah terbesar dibandingkan negara-negara lain di dunia. Meski begitu, karena Arab Saudi memiliki Aramco, maka kepentingannya paralel.
<!--more-->
Apa yang akan dilakukan Pemerintah Arab Saudi dengan dana dari hasil IPO Aramco?
IPO Aramco merupakan bagian dari rencana besar pemerintah Arab Saudi dalam melakukan transformasi nasional sebagaimana dirancang oleh Pangeran Putra Mahkota Arab Saudi. Dalam rencana yang disebut sebagai Visi 2030 tersebut, ekonomi Arab Saudi akan didiversifikasi dan mengurangi ketergantungan ekonomi dari sektor migas. Pemerintah Arab Saudi rencananya akan menggunakan dana hasil IPO 5 persen saham Aramco tersebut untuk membiayai investasi besar-besaran oleh Dana Investasi Publik (Public Investment Fund/PIF).
FORBES | REUTERS | CNNMONEY | ABDUL MALIK