Sri Mulyani Sentil Kementerian/Lembaga yang Markup Anggaran

Reporter

Selasa, 28 Februari 2017 15:13 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengunjungi Kantor Portal Indonesia National Single Window di Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur, Senin, 6 Februari 2017. Tempo/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan menerapkan spending review untuk mengoptimalisasi peran belanja kementerian/lembaga untuk ketahanan fiskal dan ekonomi sepanjang tahun ini. "Tahun ini dilakukan spending review untuk mengidentifikasi apakah ada potensi efisiensi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa, 28 Februari 2017.

Sri Mulyani menjelaskan saat ini anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) menghadapi tantangan berupa terbatasnya celah fiskal pemerintah dari tahun ke tahun yang hanya 4-6 persen. Hal ini berakibat pada berkurangnya kemampuan pemerintah memberikan stimulus kepada perekonomian.

Baca: Sri Mulyani Janji Tambah Anggaran Kemendag, Asal...

"Rata-rata penggunaan anggaran 95 persen, kalau diberi belanja Rp 750 triliun, masih ada sisa 5 persen. Itu sekitar Rp 40 triliun," ucap Sri Mulyani. Padahal jumlah anggaran yang tak terserap itu bisa mengurangi defisit anggaran. "Jadi sebetulnya kemampuannya 10, tapi mintanya 15. Lalu minta jangan diturunin karena takut anggarannya dikurangi tahun depan."

Adapun yang dimaksud spending review adalah mengkaji aspek-aspek teknis dalam pelaksanaan APBN dan mencoba mengidentifikasi alternatif celah fiskal sebagai bentuk masukan terhadap perbaikan, perencanaan, dan penganggaran serta kemungkinan kebijakan penghematan.

Baca: Sri Mulyani Beberkan Pemicu Penyelewengan Anggaran

Hasil spending review oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan menunjukkan adanya potensi celah fiskal Rp 9,6 triliun pada tahun anggaran 2016 dan Rp 8,7 triliun pada tahun anggaran 2017. Potensi celah itu masih didominasi oleh belanja perjalanan dinas, khususnya paket meeting dan honorarium.

Sri Mulyani pun menyentil perilaku kementerian/lembaga yang melakukan markup anggaran. "Bayangkan kalau mereka memberikan markup bertambahnya 8-10 persen jadi kita over budgeting, seharusnya defisit tidak terlalu besar."

Baca: Sri Mulyani: Mengelola APBN Tidak seperti Tukang Obat

Sri Mulyani pun mengimbau kepada kementerian/lembaga agar dapat melakukan efisiensi yang berkontribusi menjaga defisit anggaran. Dia menegaskan Kementerian Keuangan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Koordinator Perekonomian akan memastikan penggunaan anggaran dilakukan seefisien mungkin.

"Spiritnya tidak memotong anggaran, alokasi sudah dilakukan jadi menggunakan anggaran untuk tujuan yang lebih baik, konsisten dengan tujuan masyarakat adil dan makmur," ucapnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

17 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

18 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

18 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya