Perbankan Indonesia Dinilai Terlalu Berhati-hati Berekspansi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 23 Februari 2017 02:26 WIB

Peraih Nobel Ekonomi tahun 2003, Prof. Robert Fry Engle III (kiri) melakukan pemukulan simbolis pada tongkat pedel didampingi Rektor Universitas Airlangga, Prof M Nasih saat seremonial pemberian gelar doktor honoris causa di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Unair Surabaya, Jawa Timur 20 Februari 2017. Foto: Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih nobel ekonomi pada 2003 Profesor Robert F. Engle menilai perbankan Indonesia terlalu berhati-hati untuk berekspansi menyalurkan kredit ke masyarakat, padahal kapasitas permodalan perbankan mencukupi.

Engle, dalam kuliah umumnya, di Jakarta, Rabu, mengatakan sikap kehati-hatian perbankan di Indonesia merupakan sisi lain dari fakta bahwa kapasitas permodalan bank di Indonesia cukup kuat.

Sisi positifnya, kata Engle, dengan permodalan yang kuat, perbankan Indonesia tidak terlalu rentan menghadapi potensi krisis ekonomi. "Adalah berita yang bagus, namun mengandung berita yang buruk pula, artinya bantalan (modal) yang substansi itu sangat aman, tapi terlalu hati-hati dan terlalu aman, ketakutan untuk membuat pinjaman yang diperlukan untuk stimulus ekonomi," kata Engle di Univeristas Atmajaya, Jakarta.

Dalam kuliah umum tersebut, turut hadir Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, dan Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir. Engle menuturkan bahwa dari ratusan institusi sektor keuangan di Indonesia, beberapa di antaranya memilik risiko yang kecil terdampak krisis keuangan.

Beberapa institusi keuangan yang memiliki risiko kecil itu diharapkan dapat menyalurkan kredit lebih ekspansif, karena memiliki modal yang kuat dengan dukunga perolehan laba. "Sejumlah bank milik negara juga memiliki modal yang lebih dari cukup," ujar dia.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit perbankan Indonesia pada 2016 hanya tumbuh 7,8 persen (year on year), atau melemah dibandingkan 2015 yang sebesar 10 persen.

Engle menggambarkan Asia Tenggara termasuk Indonesia merupakan negara dengan ketahanan ekonomi yang lebih kuat dibanding negara-negara "emerging markets" lainnya.

Risiko terhadap perbankan, kata dia, menyebar ke seluruh dunia. "Regulasi perbankan harus disiapkan untuk mencegah, bukan hanya menangani," ujar dia.

Dalam paparannya, Engle juga mengingatkan bahwa dinamika pasar keuangan global akan semakin meningkat, karena Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump ingin mengurangi standar regulasi internasional untuk kesehatan perbankan.

Di sisi lain, rencana Trump tersebut bisa berdampak positif bagi kapitalisasi perbankan di pasar saham, karena investor melihat bank akan lebih ekspansif meraup pendapatan bunga mengingat syarat permodalan berpotensi akan dikurangi.

ANTARA

Berita terkait

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

8 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

8 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

11 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

19 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

21 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

24 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

24 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

26 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya

OJK Umumkan Restruktursisasi Kredit Perbankan Covid-19 Berakhir, Begini Artinya Bagi Pelaku Usaha

26 hari lalu

OJK Umumkan Restruktursisasi Kredit Perbankan Covid-19 Berakhir, Begini Artinya Bagi Pelaku Usaha

OJK sampaikan restrukturisasi kredit perbankan untuk mengatasi dampak Covid-19 berakhir pada 31 Maret 2024,. Apa artinya bagi pelaku usaha?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

28 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya