Bank CIMB Niaga Raih Laba Bersih Rp 2,08 Triliun
Editor
Setiawan Adiwijaya
Selasa, 21 Februari 2017 21:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank CIMB Niaga melaporkan laba bersih konsolidasi tahun 2016 sebesar Rp 2,08 triliun, naik 386,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan begitu laba per saham (earnings per share) perseroan sebesar Rp 82,83.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan merasa bersyukur dengan pencapaian kinerja pada 2016 yang diraih di tengah lingkungan usaha yang menantang. Perseroan mampu secara konsisten mencatatkan pendapatan yang positif dan meningkat.
Baca: Luncurkan Produk Hunian, BNI Syariah Incar Area Jabodetabek
Pertumbuhan laba bersih didukung oleh tiga hal. Yakni pendapatan bunga bersih yang meningkat 6,2 persen. Selain itu juga dari peningkatan pendapatan non bunga, terutama didorong oleh membaiknya usaha di treasury dan pasar modal maupun pendapatan dari bancassurance. "Juga penurunan pada biaya pencadangan sebesar 7,2 persen year on year," ucapnya.
Tigor menjelaskan cost to income ratio membaik berada di bawah level 49 persen, didukung oleh pengetatan biaya operasional dan peningkatan produktivitas. "Kami menyeimbangkan neraca keuangan dan mengoptimalkan permodalan," katanya dalam keterangan tertulis Selasa 21 Februari 2017. Kualitas aset diprediksi mengalami perbaikan sejalan dengan pertumbuhan perekonomian tahun depan.
Kredit yang disalurkan meningkat 1,6 persen menjadi Rp 180,16 triliun. Dari total kredit tersebut, sebesar 34 persen atau Rp 61,01 triliun merupakan kredit korporasi dan kredit komersial Rp 33,22 triliun (18 persen). Kredit konsumer tercatat Rp 51,42 triliun (29 persen), kredit UMKM Rp 34,51 triliun (19 persen).
Simak: Berikut Daftar Barang Palsu Tertinggi di Indonesia
“Kami menawarkan bunga KPR sebesar 7,5 persen untuk fixed tiga tahun dalam rangka Tahun Baru Cina," ucapnya.
Dana pihak ketiga meningkat 1,1 persen menjadi Rp 180,57 triliun. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan komposisi dana murah atau CASA sebesar 9,9 persen.
Tigor menambahkan ke depan, CIMB Niaga akan fokus meningkatkan CASA, sekaligus mengelola struktur biaya dan meningkatkan produktivitas. Penekanan pada bisnis consumer dan UMKM menjadi kunci utama dalam strategi pertumbuhan. Tahun ini perseroanakan memperkuat jaringan digital dan memperluas basis nasabah.
DIKO OKTARA