Bappenas Susun Program Strategis Nasional 2018

Selasa, 21 Februari 2017 18:49 WIB

Geduang Bappenas. bappenas.go.id

TEMPO.CO, Batam - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mulai menyusun rencana kerja program strategis nasional tahun 2018 bersama kementerian teknis dan pemerintah daerah. Pembahasan ini untuk menyatukan program unggulan dari pemerintah pusat dan usulan dari pemerintah daerah.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Arifin Rudiyanto, menyatakan, pihaknya akan nantinya akan membicarakan dengan kementerian dan pemerintah daerah terlebih dulu. “Belum ada anggarannya. Begitu ada pagu anggaran di masing-masing kementerian, baru kami cari dari total usulan prioritas sekarang," kata di sela-sela Rapat Koordinasi Teknis Wilayah Indonesia Barat di Batam, Selasa, 21 Februari 2017.

Penetapan program prioritas nasional kali ini, kata Arifin, menggunakan skema money follow program. Bappenas menyatukan proyek-proyek yang terkait satu sama lain berdasarkan wilayah dan kebutuhan prioritas.

Pemerintah mulai merinci sumber pendanaan program yang dapat berasal dari pagu Kementerian dan Lembaga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Badan Usaha Milik Negara, kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU), kerjasama swasta, atau dengan pemerintah daerah. "Jadi sumber pendanaan pun jelas. Kami pastikan proyek prioritas nasional ini didanai," tutur Arifin.

Bappenas bersama Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik menghitung realisasi penerimaan negara, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi tahun ini untuk disesuaikan dengan pendanaan program nasional. Penerimaan tersebut juga disebar untuk membiayai bunga utang, subsidi, belanja pusat, dan transfer dana ke daerah.

Akhir pekan lalu, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meluncurkan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) untuk mengakselerasi pembangunan nasional. Bambang menyebut skema ini digunakan dalam pembangunan tahap awal sembilan ruas jalan tol senilai Rp 70 triliun, di mana lima di antaranya adalah Tol Trans Jawa.

"Pada pilot program PINA ini, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Taspen (Persero) memberikan pembiayaan ekuitas tahap awal kepada PT Waskita Toll Road sebesar Rp 3,5 triliun sehingga total ekuitas menjadi Rp 9,5 triliun dari kebutuhan Rp 16 triliun," kata Bambang.

Bambang juga mendorong pembiayaan dari pengelolaan investasi jangka panjang seperti dana pensiun dan asuransi. Dengan demikian, lembaga pengelola dapat meraup keuntungan sekitar 14-18 persen pada tahu ke enam. Bappenas menetapkan 22 proyek yang dibiayai dari skema KPBU pada 2017. Satu proyek bernilai Rp 1,09 triliun dan 21 proyek lainnya senilai Rp 112,23 triliun.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

8 Februari 2023

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa membuka penyebab rendahnya penurunan angka kemiskinan di tengah pertumbuhan ekonomi

Baca Selengkapnya

ASPEKSINDO: Perencanaan Pembangunan Nasional Masih Berbasis Darat

25 Oktober 2022

ASPEKSINDO: Perencanaan Pembangunan Nasional Masih Berbasis Darat

RUU Daerah Kepulauan ini sangat strategis dalam membangun daerah berciri kepulauan dan pesisir.

Baca Selengkapnya

Nasib Gedung Bappenas di Jakarta Setelah Ibu Kota Negara Pindah ke Kalimantan

29 April 2022

Nasib Gedung Bappenas di Jakarta Setelah Ibu Kota Negara Pindah ke Kalimantan

Pemerintah memikirkan nasib bangunan pemerintah setelah ibu kota negara pindah ke Penajam Paser Utara. Sudah ada gambaran tentang gedung Bappenas.

Baca Selengkapnya

BRIN Buka Peluang Kerja Sama Riset dengan Lembaga Independen

21 Februari 2022

BRIN Buka Peluang Kerja Sama Riset dengan Lembaga Independen

BRIN tengah mencari cara melembagakan bentuk kerja sama dengan LRI seperti yang telah dilakukan dengan sejumlah universitas.

Baca Selengkapnya

Peran Lembaga Riset Independen Dorong Kebijakan Inklusif

21 Februari 2022

Peran Lembaga Riset Independen Dorong Kebijakan Inklusif

Lembaga riset independen melakukan riset hingga dapat menghasilkan produk pengetahuan, lalu mengadvokasi kepada lembaga pemerintahan agar dapat mendorong pada hasil kebijakan yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Mewujudkan Ekonomi Biru melalui Inovasi Pendanaan

23 Desember 2021

Mewujudkan Ekonomi Biru melalui Inovasi Pendanaan

Konsolidasi melibatkan berbagai kementerian dan lembaga untuk menyiapkan pendanaan biru sehingga dapat memperoleh blue bond.

Baca Selengkapnya

Mengulas Swakelola Tipe III antara Pemerintah dan Ormas

23 November 2021

Mengulas Swakelola Tipe III antara Pemerintah dan Ormas

Swakelola Tipe III baru berjalan sejak 2018. Masih banyak pihak ormas dan pemerintah yang belum memahaminya. Sosialisasi penggunaan dan manfaat patut digencarkan.

Baca Selengkapnya

Integrasi Risiko Dalam Investasi Kelautan dan Perikanan

16 Juli 2021

Integrasi Risiko Dalam Investasi Kelautan dan Perikanan

Setiap bentuk investasi bidang perikanan, pesisir dan laut harus berbasis kemampuan daya dukung, kemampuan resilience ekosistem dan berdampak luas bagi ekonomi masyarakat

Baca Selengkapnya

Harmonisasi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan

15 Juli 2021

Harmonisasi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan

Ada tiga isu yang sangat strategis yakni harmonisasi kewenangan dan kordinasi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, serta harmonisasi Rencana Pengelolaan Perikanan setiap WPP.

Baca Selengkapnya

Integrasi Risiko Dalam Investasi Kelautan dan Perikanan

15 Juli 2021

Integrasi Risiko Dalam Investasi Kelautan dan Perikanan

Setiap bentuk investasi bidang perikanan, pesisir dan laut harus berbasis kemampuan daya dukung, kemampuan resilience ekosistem dan berdampak luas bagi ekonomi masyarakat.

Baca Selengkapnya