Utang Luar Negeri RI Akhir 2016 Mencapai US$ 317 Miliar

Reporter

Jumat, 17 Februari 2017 22:06 WIB

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV tahun 2016 tercatat sebesar US$ 317 miliar, atau tumbuh 2 persen year on year. Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2016 melambat dari triwulan sebelumnya sejalan dengan perlambatan ULN Jangka Panjang.

Pada akhir triwulan III pada 2016, ULN Indonesia tercatat sebesar US$ 325,3 miliar atau tumbuh 7,8 persen (yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, perlambatan pada kuartal terakhir tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN jangka panjang yang melambat.

Kendati melambat, posisi ULN Indonesia masih didominasi ULN jangka panjang. Posisi ULN berjangka panjang pada akhir triwulan IV pada 2016 mencapai US$ 274,9 miliar atau sebesar 86,7 persen dari total ULN.

"ULN jangka panjang tersebut tumbuh sebesar 1,1 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III pada 2016 sebesar 8,7 persen (yoy)," tulis Bank Indonesia dalam laporan statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI), Jumat, 17 Februari 2017.

Sementara itu, ULN jangka pendek meningkat. ULN jangka pendek ini tumbuh sebesar 8,6 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III pada 2016 yang tumbuh sebesar 4,6 persen (yoy). Adapun, posisi ULN berjangka pendek pada akhir triwulan IV di 2016 tercatat US$ 42,1 miliar atau sebesar 13,3 persen dari total ULN.

Meski ULN jangka pendek meningkat, bank sentral mencatat kemampuan cadangan devisa untuk menutupi kewajiban jangka pendek membaik. Hal itu tercermin pada rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa yang turun dari 37,4 persen pada triwulan III pada 2016 menjadi 36,1 persen pada triwulan IV di 2016 sejalan dengan meningkatnya posisi cadangan devisa.

Dari laporan statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI), perlambatan ULN Indonesia pada akhir tahun lalu tersebut juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor publik yang melambat maupun ULN sektor swasta yang menurun. Tapi meski masih dominan, ULN sektor swasta turun sebesar 5,6 persen (yoy) pada triwulan IV pada 2016, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada triwulan sebelumnya sebesar 2 persen.

Pada akhir triwulan IV di 2016, posisi ULN sektor swasta mencapai US$ 158,7 miliar atau sebesar 50,1 persen dari total ULN. Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat US$ 158,3 miliar atau sebesar 49,9 persen dari total ULN.

Menurut BI, ULN sektor publik tumbuh 11 persen pada triwulan IV di 2016, lebih lambat dari triwulan sebelumnya sebesar 20,8 persen (yoy). Sepanjang triwulan IV di 2016, posisi ULN swasta terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6 persen.

Pertumbuhan ULN pada sektor keuangan, industri pengolahan, dan pertambangan menurun dibandingkan dengan triwulan III pada 2016. Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN pada akhir triwulan IV di 2016 tercatat sebesar US$ 317 miliar atau 34 persen terhadap PDB. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan 36,2 persen terhadap PDB pada akhir triwulan III di 2016 dan 36,1 persen terhadap PDB pada akhir 2015.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada triwulan IV 2016 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Ke depan, bank sentral akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

BISNIS.COM

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya