Sentimen Beragam, Harga Minyak Mentah Terdongkrak  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 10 Februari 2017 12:03 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup naik tipis sebesar 0,02 poin menyusul harga minyak mentah dunia yang terkoreksi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah memanas di tengah sentimen beragam dari data Amerika Serikat dan proyeksi penurunan produksi OPEC. Pada perdagangan Kamis, 9 Februari 2017 pukul 17.12 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2017 berada di posisi US$ 52,88 per barel, naik 0,54 poin atau 1,03 persen. Ini menunjukkan harga terkoreksi 3,22 persen sepanjang tahun berjalan.

Andri Hardianto, analis Asia Trade Point Futures, menuturkan, harga minyak mentah masih menguat kendati data persediaan dan produksi Amerika Serikat meningkat. Pasalnya, harga komoditas tersebut sangat rentan terhadap kondisi geopolitik.

Baca: Alfamart Gugat Konsumen yang Minta Laporan Dana Donasi

Risiko global yang saat ini menjadi sorotan ialah ketegangan antara Amerika dan Iran. Hubungan keduanya memanas setelah uji coba rudal balistik Iran, sehingga Amerika menjatuhkan sanksi seperti akses sistem keuangan dan perjanjian dengan perusahaan Amerika.

Kedua negara juga berperan sebagai pemasok minyak utama di kancah global. Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2015 Amerika menghasilkan 12,7 juta barel per hari (bph) dan Iran menghasilkan 3,92 juta bph. Volume produksi tersebut membuat masing-masing negara menempati posisi pertama dan ketujuh produsen terbesar di dunia. “Bila Presiden Donald Trump kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran, harga minyak berpeluang menguat karena sisi suplai yang terganggu,” ujar Andri, Kamis, 9 Februari 2017.

Baca: Bentak Anggota DPR, Chappy Hakim Disebut Barbar

Saat ini, pasar masih mengalami tekanan suplai minyak, termasuk dari Amerika. Data US Energy Information Administration (EIA) menyebutkan persediaan minyak sepekan yang berakhir pada Jumat, 3 Februari 2017, melonjak 13,83 juta barel menjadi 508,59 juta barel, atau level tertinggi sejak Mei 2016. Pada waktu yang sama, tingkat produksi naik 63 ribu barel menuju 8,98 juta barel per hari (bph), atau level tertinggi sejak pertengahan April 2016. Sebelumnya, pada Desember 2016, Amerika konsisten menahan produksi di level 8,7 juta bph.

BISNIS

Berita terkait

ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

9 Januari 2018

ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBN bakal diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

27 Desember 2017

Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

Pemerintah diminta meninjau ulang kebijakan harga bahan bakar minyak jenis PSO, khususnya Premium yang dijalankan Pertamina.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

15 Juni 2017

Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

Harga minyak mentah mengalami penurunan besar dengan minyak
mentah Amerika Serikat jatuh 3,7 persen ke level terendah
tujuh bulan

Baca Selengkapnya

Pertamina Akuisisi Blok Overseas Tingkatkan Produksi Migas

10 April 2017

Pertamina Akuisisi Blok Overseas Tingkatkan Produksi Migas

PT Pertamina (Persero) menggencarkan akuisisi aset blok minyak dan gas di luar negeri (overseas) yang diperkirakan mampu menyumbang 33 persen produksi

Baca Selengkapnya

Impor Minyak Tiga Negara Asia Ini Naik, Kecuali Cina  

28 Februari 2017

Impor Minyak Tiga Negara Asia Ini Naik, Kecuali Cina  

Empat negara, yaitu Cina, India, Korea Selatan, dan Jepang tercatat sebagai importir terbesar minyak Iran.

Baca Selengkapnya

2016, Produksi Minyak Pertamina Naik 12,3 Persen

13 Februari 2017

2016, Produksi Minyak Pertamina Naik 12,3 Persen

Produksi minyak mentah Pertamina pada 2016 naik 12,3 persen
dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Pimpinan dan Masa Depan Pertamina

8 Februari 2017

Pimpinan dan Masa Depan Pertamina

Pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur Utama Pertamina secara terhormat melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 3 Februari 2017 mengejutkan sejumlah pihak, internal maupun eksternal. Selain mendadak, pemberhentian itu dilakukan ketika pimpinan Pertamina tersebut justru mampu membawa badan usaha milik negara kebanggaan Indonesia ini mencatatkan kinerja yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

BI Perkirakan Harga Minyak Mentah Naik Jadi US$ 47

26 Januari 2017

BI Perkirakan Harga Minyak Mentah Naik Jadi US$ 47

Kenaikan harga minyak mentah dikhawatirkan mendorong laju inflasi.

Baca Selengkapnya

Keamanan Meningkat, Hasil Eksplorasi Minyak Lampaui Target

16 November 2016

Keamanan Meningkat, Hasil Eksplorasi Minyak Lampaui Target

Terjadi gangguan keamanan yang meliputi pencurian peralatan, pencurian minyak, penutupan jalan hingga perusakan material.

Baca Selengkapnya

Pertamina Tutup 64 Sumur Ilegal di Wilayah Sumatera

19 Oktober 2016

Pertamina Tutup 64 Sumur Ilegal di Wilayah Sumatera

PT Pertamina EP Asset 1 selama beberapa waktu terakhir ini telah berhasil menutup sebanyak 64 titik sumur minyak ilegal.

Baca Selengkapnya