Siap IPO, Saudi Aramco Bidik Bursa Singapura  

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 09:58 WIB

Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) bersama CEO Saudi Aramco Amin al-Nasser (kiri), menandatangani penetapan kontrak proyek RDMP di Kompleks Pertamina Lomanis, Cilacap, Jateng, 26 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa minyak pelat merah Arab Saudi, Saudi Aramco, tengah menjalin komunikasi dengan otoritas bursa di berbagai negara ihwal rencana penawaran perdana saham kepada publik (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan pada tahun depan. Salah satu yang dibidik Aramco adalah bursa saham Singapura, Singapore Exchange (SGX).

Baca: Saudi Aramco Naikkan Harga Jual Minyak Mentah

Hal tersebut disampaikan sumber Reuters yang mengetahui kabar ini. Pembicaraan perdana dimulai ketika CEO SGX, Loh Boon Chye, bertamu ke Arab Saudi pada akhir tahun lalu. “Transaksi akan sangat terbuka. Karena itu, perlu waktu yang tidak sebentar untuk melaksanakan uji tuntas. SGX menyatakan minatnya dari awal,” ujar sumber tersebut, seperti dilansir Reuters, Selasa 7 ferbuari 2017.

CEO Aramco Amin Nasser menuturkan penjualan saham dibutuhkan supaya perusahaan bisa beradaptasi dengan era pasca-hidrokarbon, saat minyak dan gas bumi bukan lagi satu-satunya tumpuan energi. Perusahaan berencana menambah kontribusi energi terbarukan selain menggenjot produksi gas.

”Kami akan menggandakan produksi gas hingga 10 tahun ke depan. Permintaan migas masih terjangkau bahkan sampai 2060,” ujar Nasser, seperti dikutip dari Al Arabiya.

Sebagai respons atas tawaran Aramco, SGX tengah meminta insentif dari pemerintah Singapura untuk memuluskan transaksi senilai US$ 100 miliar ini. Duit itu disebut-sebut setara dengan 5 persen saham Aramco, sebagaimana disampaikan Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih.

Langkah Singapura dinilai wajar. Sebab, bursa SGX baru mencatat rekor IPO perusahaan asing senilai US$ 980 juta pada 2006. Torehan itu berasal dari Thai Beverage Pcl, perusahaan makanan dan minuman milik taipan Thailand, Charoen Sirivadhanabhakdi.

Jika transaksi berhasil, nilai perdagangan harian SGX hampir dipastikan terdongkrak dari rata-rata tahun lalu sebesar US$ 761 juta. Bandingkan dengan nilai perdagangan rata-rata bursa Hong Kong sebesar US$ 5,8 miliar atau London sebesar US$ 7,4 miliar.

Singapura adalah salah satu pembesar dalam perdagangan migas Asia. Lebih dari 20 perusahaan migas global membuka cabang di negara ini.

Baca: Bentuk PT, Pertamina-Saudi Aramco Garap Kilang

Namun SGX bukan satu-satunya pilihan. Aramco juga tengah mengevaluasi peluang memasarkan saham di bursa New York, London, Jepang, dan Hong Kong. Bahkan tidak tertutup kemungkinan saham dijual di tiga pasar saham. “Kami meninjau semua pasar,” ujar Nasser.

Pilihan IPO juga memaksa Aramco membuka data cadangan migas mereka kepada publik. Tahun lalu, berdasarkan hasil audit independen, Kementerian Energi Arab Saudi menaksir cadangan terbukti Aramco mencapai 260 miliar barel. Dengan sumber daya sebesar itu, aset Aramco tercatat senilai US$ 2 triliun.

Aramco ternyata mencari sumber dana segar lainnya, antara lain dengan menerbitkan obligasi syariah alias sukuk senilai US$ 10 miliar. Aksi jumbo ini bakal dimulai jika penjualan 5 persen saham rampung.

Sebagaimana dilansir Oilprice.com, Aramco menyewa empat bank sebagai konsultan penjualan sukuk pertamanya. Bank tersebut adalah HSBC Saudi Arabiya, Riyad Capital, NCB Capital Co, dan Alinma Investment Co.

REUTERS | ROBBY IRFANY



Berita terkait

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

5 jam lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

2 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

3 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

4 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

5 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

6 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

7 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

8 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

8 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya