Kelebihan Variable Rate Tender Versi Bank Indonesia

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 18:00 WIB

Presiden RI, Joko Widodo didampingi Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah tahun emisi 2016 di Bank Indonesia Jakarta pada Senin, 19 Desember 2016. Tempo/Reza Syahputra

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengubah sistem lelang instrumen operasi pasar terbuka dari fixed rate tender (FRT) atau lelang suku bunga tetap menjadi variable rate tender (VRT) atau lelang suku bunga bergerak. Dengan sistem itu, suku bunga instrumen yang dilelang bergantung pada penawaran peserta lelang.

Secara teori, menurut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi, suku bunga yang didapatkan dari hasil lelang bisa bergejolak. Namun, BI tidak akan membiarkan pergerakan suku bunga hasil lelang tersebut terlalu lebar sehingga menimbulkan volatilitas.


Baca : BI Ubah Sistem Penentuan Bunga Jadi Variable Rate Tender


"Intinya, kami memberikan ruang untuk bergerak sesuai kondisi likuiditas (peserta lelang). Tapi, BI tidak akan membiarkan (suku bunga) bergerak terlalu jauh," ujar Dody dalam konferensi persnya di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Senin, 6 Februari 2017.

Cara untuk menghindari volatilitas tersebut, menurut Dody, salah satunya dengan penetapan volume instrumen. "Kalau arah (suku bunga) hasil lelang terlalu tinggi, kami bisa mengurangi volume yang diserap. Jadi, dana itu tetap ada di market. Dengan begitu, suku bunga tidak naik," tuturnya.


Baca : BPS Beberkan Kondisi Ekonomi Konsumen Kuartal IV 2016


Sebaliknya, apabila suku bunga hasil terlalu rendah, BI akan memperbesar volume dari instrumen yang akan diserap. "Supaya agak lebih ketat sedikit, tidak terlalu jauh dari suku bunga sebelumnya sehingga suku bunga kebijakan tetap kredibel. Kalau terlalu jauh, orang bisa meragukan," kata Dody.

Perubahan sistem lelang tersebut, menurut Dody, bertujuan untuk memperkuat pengelolaan likuiditas perbankan oleh BI. Dengan sistem VRT, BI bisa mendapatkan informasi dari bank mengenai kondisi likuiditasnya sesuai dengan suku bunga mereka tawarkan dalam lelang tersebut.


Advertising
Advertising

Baca : Bakal Ada Pajak Kepemilikan Tanah untuk Tekan Spekulasi


Dengan adanya informasi mengenai likuditas perbankan tersebut, Dody mengatakan, BI bisa segera memberikan respons. Jika likuditas perbankan ketat, BI akan memperlonggar kebijakannya. Sebaliknya, jika likuiditas perbankan longgar, BI akan memperketat kebijakannya.

Dody menegaskan, walaupun suku bunga hasil VRT akan bervariasi sesuai dengan penawaran bank, hal tersebut tidak mencerminkan adanya perubahan kebijakan suku bunga 7-Days Repo Rate oleh BI. "Ini semata-mata merupakan cerminan dari kondisi likuiditas hari itu," tutur Dody.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya