Warga berfoto dengan miniatur kereta cepat saat Groundbreaking Proyek Kereta Cepat di Cikalong Wetan, Bandung Barat, 21 Januari 2016. Acara ini diresmikan oleh Presiden Jokowi. AP/Dita Alangkara
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan feasibility study (FS) atau uji kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya akan dilakukan pada Maret nanti. Studi ini menjadi awal pelaksanaan proyek tersebut.
"Kami ingin melakukan FS secepatnya. Maret lah kira-kira," kata Prasetyo di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Februari 2017.
Menurut Prasetyo, studi tersebut diharapkan tidak lebih dari 6-7 bulan. Lalu, studi akan dikerjakan lebih dulu dan akan dilanjutkan dengan detailengineering design atau DED, kemudian baru akan dimulai pembangunan.
Ditanya apakah yang dibangun kereta cepat atau medium, Prasetyo menjawab akan membangun kereta yang normal karena tidak ada kereta medium. "Tetap di bawah 200 kilometer per jam," ujarnya.
Mengenai rencana elevated jalur kereta Jakarta-Surabaya, Prasetyo menjawab belum ada keputusan soal itu. Hanya saja, opsi yang ada sekarang ada tiga, yaitu memakai jalur yang sudah ada (existing), hanya sebagian yang di-elevated, atau sepenuhnya di-elevated.
Soal perlintasan sebidang di jalur tersebut, Prasetyo sudah menyatakan akan dihilangkan. Alasannya, dengan kecepatan kereta di sekitar 160-170 kilometer per jam, sudah seharusnya perlintasan sebidang dihilangkan.
Lebih lanjut, Prasetyo mengungkapkan feasibility study akan dibiayai sepenuhnya oleh Kementerian Perhubungan. Feasibility study pun belum akan melibatkan pihak Jepang, sebagai pihak yang ditawarkan ikut dalam proyek tersebut.