TEMPO.CO, Jakarta - Meski rupiah sedang mencoba untuk membuat tren kenaikannya namun sepertinya kondisi tersebut akan tertahan dengan mulai menguatnya laju Dolar Amerika Serikat.
Menurut Senior Analis dari Bina Artha Securities Reza Priyambada, pasar kemungkinan akan memanfaatkan pelemahan sebelumnya, dengan kembali mengakumulasi dolar AS, sehingga laju dolar AS akan kembali menguat.
Rupiah diperkirakan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.366 dan resisten Rp 13.289. "Tetap cermati berbagai sentimen yang akan mempengaruhi perubahan pada laju rupiah. Terutama jika laju rupiah akan kembali berbalik arah melemah," kata Reza Priyambada dalam pesan tertulisnya, Kamis, 26 Januari 2017.
Berdasarkan data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kemarin rupiah terkoreksi 10 poin atau 0,07 persen ke Rp 13.340, dari hari sebelumnya di Rp 13.330. Laju Rupiah sempat melanjutkan kenaikannya sebelum akhirnya ditutup turun tipis. "Meski kami melihatnya lebih dikarenakan adanya technical rebound pada dolar AS, namun secara tren, dolar AS masih dalam pelemahannya," tutur Reza.
Reza menambahkan, adanya indikasi pernyataan Presiden Trump yang menjanjikan peningkatan belanja infrastruktur hingga pemotongan pajak membuat laju dolar AS naik. Selain itu rilis data manufaktur AS yang naik juga mampu direspon positif, sehingga laju dolar AS terlihat menguat.
Sementara itu, dari dalam negeri masih minim sentimen positif sehingga laju rupiah terlewati dengan terapresiasinya dolar AS.
DESTRIANITA
Berita terkait
Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca Selengkapnya95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah
10 hari lalu
Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
10 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
11 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
11 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaBos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku
11 hari lalu
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
12 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaBEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini
23 hari lalu
BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.
Baca SelengkapnyaIhwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI
29 hari lalu
PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
44 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca Selengkapnya