Harga Komoditas Energi dan Logam Diprediksi Kian Perkasa

Reporter

Rabu, 25 Januari 2017 21:15 WIB

AP/Sue Ogrocki

TEMPO.CO, Jakarta - World Bank memperkirakan peningkatan yang signifikan tehadap harga komoditas industri, seperti energi dan logam, pada 2017 akibat pengetatan pasokan serta pertumbuhan permintaan. Dalam laporan bertajuk Commodity Markets Outlook Januari 2017, World Bank mempertahankan prediksi rerata harga minyak mentah pada tahun ini melompat 29% year on year/yoy menjadi US$55 per barel dari 2016 senilai US$43 per barel.

Proyeksi tersebut mengasumsikan adanya realisasi pembatasan produksi minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara produsen minyak lainnya. Kesepakatan pemangkasan suplai perlu dilakukan karena sudah lama tingkat produksi tidak terkendali.


Sebelumnya pada rapat 30 November 2016, anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017. Selanjutnya pada 10 Desember, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph. Artinya mulai tahun ini pasar minyak mentah akan mengalami selisih pasokan minyak baru hampir 1,8 juta bph.

Baca: BKPM: Jangan Sampai Isu Politik Tumpah ke Ekonomi


World Bank juga menaikkan proyeksi pertumbuhan harga logam menjadi 11 persen yoy pada 2017, dibandingkan laporan medio Oktober 2016 yang menyebutkan kenaikan hanya 4 persen yoy. Hal ini dipicu adanya pengetatan pasokan serta permintaan yang kuat dari China dan sejumlah negara maju lainnya.

John Baffes, Ekonom Senior dan penulis utama Commodity Markets Outlook, mengatakan harga sebagian besar komoditas telah keluar dari level terbawahnya pada tahun lalu, dan berada di jalur untuk mendaki pada 2017.

Baca: Menteri Rini: Pemimpin BUMN Harus Punya Intuisi Bisnis Tajam


"Namun, perubahan kebijakan bisa mengubah tren (kenaikan harga) ini," ujarnya dalam siaran pers, Selasa, 24 Januari 2017.

Sementara itu, harga komoditas pertanian secara keseluruhan diperkirakan meningkat tipis kurang dari 1 persen yoy pada 2017. Kenaikan kecil terjadi pada minyak nabati, minyak biji-bijian, dan bahan baku, sedangkan harga biji-bijian turun hampir 3 persen yoy karena estimasi meningkatnya pasokan.

Harga logam mulia bakal terkoreksi 7 persen yoy karena kenaikan suku bunga acuan yang melambatkan permintaan safe haven. Seperti diketahui, Federal Reserve berencana mengerek suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.


Adapun dalam rubrik 'fokus khusus' Commodity Markets Outlook Januari 2017, World Bank menunjukkan bagaimana komoditas ekspor di negara berkembang (emerging market and developing economies/EMDEs) mengalami perlambatan karena menurun dari 7,1 persen pada 2010 menjadi 1,6 persen pada 2015.

Ayhan Kose, Director World Bank’s Development Prospects Group, mengatakan pelemahan investasi, baik dari pemerintah ataupun swasta, menghalangi berbagai kegiatan eskpor di dalam negara-negara EMDEs.

"Sebagian besar negara tersebut memiliki ruang kebijakan terbatas untuk melawan perlambatan pertumbuhan investasi, sehingga mereka perlu menggunakan langkah-langkah untuk meningkatkan iklim bisnis," ujarnya.

Langkah-langkah meningkatkan iklim bisnis di antaranya dapat dilakukan dengan mempromosikan diversifikasi ekonomi, dan meningkatkan tata kelola pemerintahan untuk pertumbuhan yang lebih baik dalam jangka panjang.


Advertising
Advertising

BISNIS.COM

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

6 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

5 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

10 hari lalu

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

25 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

27 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

27 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

32 hari lalu

Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

Pertamina membentuk satgas pengawalan energi.

Baca Selengkapnya

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

33 hari lalu

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya