Ini Alasan Garuda Batasi Komentar Ihwal Kasus Emirsyah

Reporter

Senin, 23 Januari 2017 23:00 WIB

Rekam Jejak Karier Emirsyah Satar di Garuda.

TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Benny Butarbutar, mengatakan manajemen tengah membatasi berkomentar atas kasus yang menimpa mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.

"Sementara komentar kami batasi, agar tidak dianggap mempengaruhi proses penyelidikan," kata Benny kepada Tempo saat dihubungi, Senin 23 Januari 2017.

Baca Juga: Emirsyah Satar Tersangka Suap, Begini Riwayat Kariernya

Benny mengatakan manajemen Garuda telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus Emirsyah kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Pembatasan komentar dimaksudkan agar penyelidikan oleh KPK tidak terganggu.

Benny mengungkapkan hal ini ketika Tempo mencoba mengkonfirmasi soal ucapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang, yang mengatakan lembaganya pernah menerima beberapa aduan kasus berkaitan dengan Emirsyah Satar.

Diduga suap pembelian mesin pesawat Rolls-Royce dari Inggris periode 2009-2012, hanya satu dari beberapa kasus yang melibatkan Emir, panggilan akrab Emirsyah. Aduan lain tersebut merujuk pada lima laporan Serikat Karyawan Garuda sejak 2006 tentang indikasi korupsi dan pengelolaan uang yang tak sesuai di perusahaan itu.

Menanggapi hal tersebut, Benny mengaku tidak mengetahuinya. Ia berdalih kasus tersebut terjadi jauh sebelum dirinya bekerja di PT Garuda Indonesia. "Saya belum tahu karena jauh sebelum masuk Garuda."

Simak: Nasib Jalur KA Bandung-Ciwidey Belum Jelas

Inilah sejumlah kasus-kasus yang dilaporkan oleh Serikat Karyawan Garuda:

1. Pengalihan penjualan tiket domestik dari biro perjalanan ke satu bank pada 2001.

2. Penyimpangan dana restrukturisasi kredit Garuda Indonesia pada 2001 senilai Rp 270 miliar.

3. Indikasi penyimpangan biaya promosi dan periklanan yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah.

4. Indikasi penyimpangan pengelolaan infrastruktur teknologi informatika pada 2005.

5. Dugaan penjualan aset perusahaan ketika kantor Garuda Indonesia dipindahkan dari Jalan Merdeka Selatan ke Cengkareng pada 2007.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

6 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

7 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

11 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

12 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

12 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

16 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

18 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

24 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

24 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya